Senin, 26 Oktober 2015

Perkembangan Seni Tari dan Seni Musik Kerinci


Untuk mengenal lebih dekat seni dan Kebudayaan masyarakat Suku Kerinci yang mendiami lembah alam Kerinci ( Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci, Penulis Bj Rio Temenggung Tuo dan Eri Sasmita,S.Hum selama 5 hari mengamati kegiatan penampilan atraksi seni dan dan Kebudayaa Suku Kerinci di Lokasi Festival Masyarakat Peduli Danau Kerincike 14 di kawasan wisata Danau Kerinci, hasil pengamatan, wawancara dengan sejumlah tokoh seniman dan catatan literatur di rangkum dalam artikel ini
1.Seni Tari di lingkungan Masyarakat Suku Kerinci: > Menurut asalnya pertumbuhan seni tari yang terdapat di daerah Kerinci merupakan tarian tradisional, tarian ini sebagai warisan budaya nenek moyang dilandasi oleh corak–corak tradisi yang hidup dan berkembang sesuai dengan semangat zamannya.
Tarian tradisional daerah Kerinci pada pokoknya berasal dari tarian primitif yang berkaitan dengan upacara pemujaan dari suatu tradisi megalitik. Bentuk tari umumnya sederhana memiliki kesatuan gerak dengan sifat kejiwaan, pada klimaks tertentu membuat penari kesurupan (trance).
Gerakan yang terkandung dalam tarian Kerinci meniru gerakan Harimau, elang, monyet, dan sebagainya. Ada juga bentuk gerakan meniru aktivitas manusia seperti bercocok tanam, rumah tangga dan persembahan (pemujaan). Tarian tradisional daerah Kerinci merupakan tari rakyat, milik masyarakat itu sendiri yang tidak diketahui siapa penciptanya.
Satu ciri khas tari daerah Kerinci terletak pada gerakan kaki dengan gerak berkeliling, yang mana langgam ini disebut rentak purba.Tari–tari tradisional daerah Kerinci sesuai menurut fungsinya masing– masing sebagai berikut, adalah : Tari Asyeak, Tari Iyo–Iyo, Tari Tauh, Tari Tolak Bala, Tari Mandi Balimau, Tari Ngagah Harimau.Seni Tari Kreasi, Punawo Satai, Bahumo,Palaho Janem ,Leik nue, Sike, Tari Penyambutan, Yadahdan, Canang, Nyadap Enau,Puti Dayang Indah,Tari Minta Hujan,Tari Ayak,Tari Keris ,Mandi Balimau, Sekapur Sirih, Serengkuh Dayung,Tari negak umah,Tari Turun Kesawah,tari Pukat, Tari sayak.
Asal usul perkembangan seni tari (wawancara: Azhar,Mj ,Azrefli Nurdin,S.Pd dan Harun Nahri:2013) yang terdapat di alam Kerinci berakar dari tarian tradisional yang dilakukan oleh masyarakat suku Kerinci purba atau disebut dengan tarian klasik yang merupakan warisan budaya masa lampau
Kesenian tari tersebut pada pokoknya berakar dari tarian purba yang berkaitan dengan ritual pemujaan terhadap roh roh pada tradisi megalitik pada masa lampau. Bentuk tarian pada umumnya sangat sederhana dan bersahaja memiliki kesatuan gerak dengan sifat kejiwaan, pada puncak klimak tertentu membuat para penari berada dibawah alam sadar/ kesurupan (trance)
Pada dasarnya tarian asli masyarakat suku Kerinci berasal dari tarian masa purba dan merupakan tari rakyat alam Kerinci yang dilakukan secara turun temurun,tarian itu memiliki langgam ciri khas khusus yang terletak pada gerakan kaki.
Tarian tersebut mencerminkan corak tradisi masa purba yang meniru pola gerakkan fauna seperti harimau,elang, siaman,ular sawa.dll.
Tarian asli masyarakat suku Kerinci yang sudah ada pada zaman purba sebagian diantaranya saat ini masih bertahan dan sebagian besar telah mengalami penyesuaian dengan tanpa mengurangi nilai nilai mistik dan supra natural. Tarian purba yang masih bertahan pada era modern tersebut antara lain adalah:
1.Tari Marcok merupakan sebuah tarian yang berkembang di Alam Kerinci bagian tengah,tarian ini merupakan puncak dari rangakaian acara ritual Asyek(Asyik)
2.Tari Tauh,tarian ini dilaksanakan pada acara kenduri Sko atau pada acara kenduri sudah tuai,tarian ini masih bertahan di wilayah Kecamatan Gunung Raya
3.Tari iyo iyo, tarian ini dipertunjukkan pada saat rangkaian acara kenduri sko,penobatan pemangku adat dan ninik mamak
4.Tari ngagah harimau, tarian ngagah harimau merupakan sebuah tarian supranatural yang melakukan kontak dengan satwa Harimau (disebut juga dengan panggilan Ninek tunggou matang) kontak dengan harimau dilakukan secara ghaib melalui pemanggilan terhadap roh
5.Tari Tolak bala,sebuah tarian yang berhubungan dengan ritual tolak bala.
Penampilan tarian ini bernuansa mistik dan supra natural.sehingga pementasannya dilakukan hanya pada waktu acara tertentu,disamping tarian yang tersebut diatas di alam Kerinci masih terdapat puluhan tarian tradisi yang diwaris secara turun temurun dari zaman purba, tarian tersebut antara lain ialah tari rentak purba seperti tari minta lamat,tari mandi di taman.dll.
Tarian yang berkarakter gembira juga terdapat pada tari rangguk, tari rangguk ayak, tari ya dahdan dan tari rentak kudo.Dewasa ini dialam kerinci juga berkembang tarian bernafaskan agama islam antara lain sikea rebana,marhabban dan kasidah, seni ini merupakan perpaduan gerak local Kerinci yang dipengaruhi tradisi kebudayaan arab (Islam).
2.Tarian Tradisi suku Kerinci
Masyarakat suku Kerinci memiliki beragam tarian tradisi megalitik yang menganut kepercayaan purba animisme dan dinamisme dan mengandung nilai nilai ritual yang bersifat magis dan masih menganut kepercayaan kepada roh roh nenek moyang
Para peneliti kebudayaan menyebutkan bahwa suku Kerinci merupakan salah satu suku terkecil di dunia yang memiliki peninggalan tarian tradisi yang telah lahir dan tumbuh sejak zaman purba, diantara tarian tradisi tersebut ialah tari asyek
Masyarakat daerah Kerinci menyebutnya dengan tari Asyek, Asik atau Asaik. Kata Asyek berasal dari kata asik. Jenis tari Asyek ini adalah salah satu tari tradisi yang dulunya digunakan sebagai tari dalam upacara yang berkaitan dengan pemujaan roh-roh nenek moyang dan memiliki unsur magis.
Tari Asyek memiliki bermacam-macam jenisnya sesuai dengan tujuan upacara yang dilakukan. Jenis tari Asyek yang masih berkembang saat ini adalah tari Niti Naik Mahligai, Mahligai Kaco, Tolak Bala, Gagah Harimau, Mandi Taman, Mintak Lamat,  Mandi malimau dan masih banyak lagi yang lainnya.
Di desa Siulak Mukai Tengah hingga saat ini masih dapat disaksikan tarian tradisi “Tari Niti Naik Mahligai” sebuah tarian purba yang berfungsi sebagai media untuk penyampaian hajat dan maksud dan bersifat magis
Menurut Eva Bram (2006) saat ini yang menjadi seorang pawang tari Niti Naik Mahligai, menjelaskan bahwa tarian ini berasal dari kata niti artinya berjalan di atas suatu benda, naik artinya menuju sesuatu yang tertinggi dan mahligai adalah tahta atau istana.
Tari Niti Naik mahligai menurut Eva Bramantika memiliki makna tarian yang dilakukan secara khusuk untuk mencapai sebuah tujuan yaitu memperoleh tahta atau istana dan tarian ini dimasa lalu digunakan dalam upacara pemujaan yaitu upacara adat penobatan gelar adat bilan salih.
Bilan salih adalah gelar adat yang di sandang oleh anak batino (kaum perempuan) yang bertugas untuk mendampingi tugas pemangku adat yang menyandang gelar sko, yang terdiri dari: Depati, Ninik Mamak, dan Anak Jantan yang disandang oleh kaum laki-laki
Upacara penobatan bilan salih, merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Siulak Mukai Tengah secara turun-temurun yang disebut dengan upacara Naik Mahligai.
Pada zaman dahulu tarian ini memiliki fungsi sebagai : (1) sarana komunikasi kepada roh nenek moyang; (2) sarana komunikasi kepada masyarakat; (3)sarana penyembuhan; (4)sarana pengungkapan rasa syukur; dan (5) sebagai sarana pengikat solidaritas masyarakat setempat khususnya antar penyandang gelar adat.
Perlahan sesuai dengan perkembangan zaman dan masuknya agama Islam dan meningkatnya tingkat pendidikan di alam Kerinci yang berdampak pada pemahaman dan perubahan pola pikir, upacara ini mulai ditingkalkan oleh masyarakat adat di alam Kerinci
Dampak dari penyebaran agama Islam dan kemajuan pendidikan masyarakat di alam Kerinci tradisi tarian ini mengalami perubahan fungsi dan penyajiannya .
Para seniman dan budayawan menyebutkan bahwa pada hakekatnya karya seni itu harus berkembang sejalan dengan arus perubahan zaman.
Perubahan bentuk dan penyajian tari Niti Naik Mahligai di lakukan oleh masyarakat pendukung tari ini, mereka menata tari ini sedikit demi sedikit.
Secara keseluruhan tari Niti Naik Mahligai, masih memiliki bentuk penyajian yang sederhana, seperti gerak, musik, pola lantai, property, tata rias dan tata busana.Kesederhanaan bentuk penyajian tari ini merupakan ciri khas yang dimiliki tari tradisional kerakyatan pada umumnya.
Selain itu, tari ini memiliki keunikan dari tari-tarian yang berkembang di Indonesia saat ini, yaitu adanya atraksi yang menantang dan berbahaya. Pada saat dimulai atraksi, saat inilah para penari mulai dirasuki roh-roh nenek moyang yang mereka percayai mendatangkan kekuatan yang melebihi kekuatan manusia. Sehingga, para penari tidak sadarkan diri atau trance, selama atraksi berlangsung.
Selama ritual tarian ini berlansung dilakukan berbagai atraksi yang menegangkan dan mencekam yang mengundang decak kagum, diantara atraksi yang dilakukan oleh para penari yang lemah gemulai itu ialah, Penari melakukan atraksi Niti Gunung Kaco yaitu penari menari diatas pecahan kaca, Atraksi Niti Gunung Tlo(telur) beberapa orang penari berjalan diatas mangkuk mangkuk kecil yang berisikan telur dan telur yang di injak oleh kaki kaki sang penari tidak retak dan tidak pecah disamping itu penari berjalan diatas pohon pisang yang direbahkan dan diatas pohon pisang rebah diletakkan telur telur dan telur yang di pijak oleh kaki kaki penari pun tidak pecah
Atraksi berikutnya Niti Gunung Tajam, para penari dengan gemulai berjalan sambil meliuk liuk kan tubuh menari diatas bambu bambu yang telah di runcing tajam dan menari nari diatas paku paku tajam yang telah di tata
Sebuah atraksi yang membuat jantung berdetak kencang ialah atraksi Niti Gunung Pedam,dalam atraksi ini penari berjalan meniti pedang yang runcing dan tajam selanjutnya atraksi Niti Gunung Daun yakni penari menari diatas daun kelor atau seorang penari sambil menari diangkat dengan sehelai kertas karton dan kertas tersebut tidak robek.
Sebuah atraksi terakhir yang sangat menegangkan ialah Niti Laut Api pada atraksi tarian ini para penari penari menari nari   diatas bara api yang membara ,dan kaki kaki para penari tak satu orang pun yang mengalami luka bakar
Keseluruhan atraksi tersebut menurut sang pawang memiliki maksud dan makna tersendiri. Selain itu, sebelum melaksanakan pertunjukan para penari diwajibkan untuk melakukan ritual yaitu berupa persembahan terhadap nenek moyang dengan harapan agar para penari penari mendapat perlindungan dan diharapkan pertunjukan dapat berjalan dengan lancar
Di samping, atraksi yang unik, para penari tari Niti Naik Mahligai menggunakan kostum tari yang unik juga yaitu pakaian adat suku Kerinci yang berwarna hitam dengan hiasan sulaman benang warna kuning pada dada
Sedangkan untuk hiasan kepalanya menggunakan kuluk atau sungkun yang berwarna hitam dan dihiasi dengan manik-manik dan bunga sebagai penghias. Para penari menggunakan kain sebagai bawahan yang biasa di sebut dengan tahhap, kain yang digunakan adalah kain songket yang berwarna merah. Tentunya kostum yang digukan semuanya memiliki makna simbolis.
A.Tari Asyeik dan Tolak Bala
Tari asyeik dan tolak bala merupakan sebuah tarian purba yang telah tumbuh sejak zaman purba, tarian ini telah ada saat nenek moyang suku Kerinci menganut kepercayaan animism, dinamisme dan tarian ini merupakan sebuah tradisi megalitik yang masih menganut kepercayaan kepada roh roh nenek moyang masyarakat pada masa prasejarah.
Perlengkapan tarian ini sesajian berupa nasi putih, lepat,nasi kuning,nasi hitam,lemang,bunga tujuh warna, warna sembilan,limau tujuh macam, telur ayam rebus, benang tiga warna, sedangkan peralatan yang digunakan antara lain arai pinang,keris, kain tenunan kerinci,cembung putih,piring putih,dalam sesajian harus disedikan satu ekor ayam hitam atau ayam putih, ayam panggang dan kelapa tumbuh.
Acara tari Asyek dilakukan pada malam hari mulai pukul 20.00 Wib hingga dini hari (pukul 04.30) dengan ritual yang dilakukan beberapa episode yakni acara nyerau atau nyaho, masouk bumoi,mujoi gureu, naek tango,mintoak berkeh dan mageih sajin.
Ritual Asyek pada masa lampau berlansung selama satu minggu,berbagai persiapan dilakukanoleh dukun atau bilan salih ,orang yang berobat (keluarganya).
Upacara selama satu minggu disebut”Marcok”pada tingkatan proses akhir roh roh nenek moyang akan memasuki sukma pengunjung atau orang yang berobat,saat roh roh nenek moyang memasuki jiwa tubuh mereka menjadi ringan mereka dapat memanjat batang bambu,menari diatas pecahan kaca.
Tradisi upacara tari asyek di daerah Kecamatan Siulak ,menurut budayawan Azhar,Mj dilengkapi dengan sarana alat alat musik tradisional seperti rebana,gong,seruling bambu,dan di daerah Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci tari asyek memiliki keberagaman, antara lain asyeik niti mahligai, asyeik mandi di taman, asyek ngayun luci, asyeik baparang,asyeik mahligai kaco dan asyeik nyabung,walau memiliki berbagai pola dan perbedaan akan tetapi kebudayaan ini berasal dari satu akar rumpun kebudayaan tradisional megalitik.
Penyebaran tarian asyek ini berkembang di kawasan masyarakat adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Kecamatan Siulak, Masyarakat Tigo Luhah Semurup, masyarakat persekutuan adat Kubang dan wilayah Desa Semerah dan Pondok Beringin Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci termasuk di dusun dusun di Kota Sungai Penuh
Tolak Bala pada masa silam dilakukan saat terjadi wabah penyakit yang menyerang sebuah neghoi (negeri) yang mengakibatkan banyaknya korban yang meninggal dunia, ternak dan tanaman padi banyak yang mati. Penyebaran upacara tolak bala tersebar diwilayah Tanah Sekudung Kecamatan Siulak Wilayah Tigo luhah Semurup dan di wilayah Cupak Kecamatan Danau Kerinci
Dimasa lalu upacara ini disesuaikan dengan ico pakai namun tujuan upacara ini tetap sama.Saat ini acara asyeik tidak lagi dijadikan sebagai acara pemujaan atau persembahan terhadap roh roh nenek moyang,akan tetapi telah dikreasikan menjadi seni tari pertunjukan untuk memperkaya khasanah kebudayaan Alam Kerinci.
B.Tari Iyo-Iyo
Tarian ini merupakan tarian missal yang dilaksanakan pada saat kenduri Sko (pusaka) pengangkatan /pemberian gelar adat (Rio, Depati, Mangku, Datuk, dan sebagainya) kepada anak jantan yang dipilih oleh anak batino dari suatu suku/pintu/luhah.
Disamping itu, tarian ini juga dipertunjukkan pada saat setelah panen raya padi di sawah atau penyambutan tamu agung negeri yang berkunjung ke alam Kerinci.
Tari iyo-iyo dibawakan oleh anak batino (perempuan) dengan gerakan yang sangat gemulai diiringi dengan tale (lagu) dan bunyi gong.
Pembukaan tari Iyo-iyo diawali dengan atraksi pencak silat yang disaksikan oleh sesepuh/tetua adat serta para undangan lainnya.
Tarian ini dilaksanakan anak negeri sebagai ucapan kegembiraan atas pengangkatan pemimpin adat mereka. alat musik yang digunakan pada tari iyo-iyo ini, antara lain :Gumbe/Gembe ( Gendang Bambu) dibuar dari bahan baku seruas bambu  yang sudah tua dan sudah kering.
Kulitnya kira-kira selebar dua jari dikupas dan dilubangi sebelah ujungnya, sedang yang sudah dikupas itu di buang kiri dan kanannya sedikit, sehingga bisa di pukul dan berbunyi nyaring.
Disamping dibuat senarnya dari kulit bambu itu juga, yang di cukil kira-kira sebesar setengah kelingking, sebanyak dua buah. Senar ini di pasak dengan kayu kecil, sehingga senar itu terangkat ke atas.
Alat pemukul senar ini adalah jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan pemukul lidah yang telah di kupas tadi menggunakan ibu jari,cara memakainya di letakkan di atas paha sambil duduk.
Alat ini sekarang sudah punah, namun kemudian telah di gali kembali dan telah berfungsi kembali. Alat ini gunanya hanya untuk ritme, bukan untuk melodi. Bunyi senarnya mendengung dan bunyi lidahnya agak lembab.
Alat musik lain yang di gunakan ialah gong dan gendang melayu, gong merupakan salah satu alat musik yang di gunakan saat tari iyo – iyo . Gong  terbuari dari tembaga,cara memainkan gong ini adalah di pukul.
Gendang Melayu juga termasuk salah satu alat musik dari tari iyo-iyo.  Gendang melayu terbuat dari kayu dan kulit. Pada sat tari iyo-iyo gendang kayu ini diperlukan dua buah, yaitu disatukan dalam bentuk berdampingan, cara memainkan nya adalah dipukul. Sedangkan Syair lagu/nyannyiannya ialah:
Iyo-iyo rilok tarai kayo sadou rinai iyo-iyo-iyo
Iyo-iyo rayun jaroilah saludeang jateuh iyo-iyo-iyo
Iyo-iyo rantok kakai kudea dibularoi iyo-iyo-iyo
Iyo-iyo semauk tapijeak rideak ralah matai iyo-iyo-iyo
Tari iyo-iyo dibawakan oleh kaum wanita dengan cara berpasangan bisa berjumlah 6 orang bisa juga lebih sesuai dengan kebutuhan. Jumlah pemusik 3 orang terdiri dari 2 orang memainkan gendang dan 1 orang memainkan gong.    Kostum yang di gunakan, pada mulanya masyarakat memakai baju biasal, yaitu baju kurung, sarung, dan tapu. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, mereka sudah memakai baju adat kerinci.
C.Pencak Silat
Pencak Silat meruapakan salah satu seni olah raga bela diri yang dilakkukan oleh 2-3 orang hulubalang, pada umumnya Pencak silat dilakukan oleh dua orang pria tangguh yang menggunakan sebilah pedang.
Para pesilat mengadu ketrampilan dalam mempermainkan pedang (senjata tajam), biasanya dilaksanakan pada saat penobatan para calon Pemangku Adat yang terdiri Depati dan Permenti di lakukan oleh tetua adat yang di tunjuk. Depati yakni orang yang memenggal putus, memakan habis dan membunuh mati. Keputusan Kaum adat (Depati) adalah keputusan yang tertinggi dan tidak dapat diganggu gugat.
D.Tari Tauh
Tarian ini merupakan tarian khas daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur Kecamatan Gunung Raya,biasanya dilaksanakan pada saat ada perayaan perayaan Kenduri Sko dan penyambutan tamu.
Tarian ini dibawakan laki laki dan perempuan (berpasang pasangan)sering dilakukan sambil berdiri dan diiringi dengan musik rebana, gong dan nyanyian klasik yang disebut mantun yang mengisahkan kehidupan masyarakat   desa, percintaan, adat istiadat dan lain lain.
Para penari memakai busana khas Lempur berwarna hitam atau coklat serta memakai tutup hiasan perak.Tari tauh sering kali dipertunjukan dilapangan terbuka namun ada juga di dalam ruangan hal itu sesuai dengan waktu dan ruangan acara.
Pemakaian kostum dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat acara yang sedang berlansung, dan pada saat acara acara yang berhubungan dengan acara adat lazimnya menggunakan kostum adat atau bagi perempuan dapat menggunakan baju kurung,bagi pria dapat menggunakan kostum pencak silat, semuanya tergantung pada situasi yang tengah terjadi, dan secara umum para penari dapat menggunakan kostum sehari hari dan tidak terikat, akan tetapi semestinya di sesuaikan dengan situasi dan kondisi
Pada acara kenduri adat atau pada saat kedatangan tamu kehormatan,lazimnya para penari menggunakan kostum khusus yakni memakai baju beludru hitam atau coklat dengan hiasan kepala Kuluk, tisu (agar mudah di pasang), kecipung (biasa dipakai istri raja), peribut (untuk dayang-dayang raja).
Selain itu juga menggunakan selendang merah yang bermakna keberanian,rok penari wanita dinamakan tanjung beremas. Makna dari kostum tersebut : berjiwa luhur, berlapang dada.
Kesimpulan dialog bersama maestro Tari Tauh Lempur Kecamatan Gunung Raya disimpulkan bahwa kata Tauh dalam tarian ini bermakna ‘ta’ berarti tarap dan ‘uh’ berarti jauh. Jadi, tauh adalah singkatan dari tarap jauh.
Tarap artinya memanggil, mengajak atau meminta seseorang untuk ikut bersamanya. Apabila dalam suatu keramaian di sebuah acara di desa, maka tauh itu berarti mengajak seseorang untuk ikut bernari.
Menari disini bukanlah menari secara berdekatan, tapi menari dengan jarak kira-kira 3 atau 4 langkah secara berpasangan. Mulai saat itulah tauh berarti menarap dari jauh dan mengajak menari secara berjauhan.
Pengertian yang lebih luas lagi tauh adalah mengajak orang lain untuk menari bersama-sama dengan menggunakan jarak, sehingga diantara penari itu tidak saling bersentuhan.
Jadi, arti tauh di desa itu adalah menari bersama-sama atau berpasangan. mari bertauh maksudnya mari menari. Tari tauh hanya ada di kecamatan Gunung Raya, desa Lempur khususnya. Selain di desa ini di desa lainpun juga sudah berkembang, namun asal tari ini konon berkembang di desa Lempur.
Tari tauh termasuk tari pergaulan, tidak saja dipertunjukkan oleh muda-mudi, tetapi juga yang tua-tua, misalnya dalam acara keramaian kenduri sko, maka yang menari adalah tua-muda, laki-laki perempuan, bahkan kaum manula juga ikut menari berpasangan membawakan tari tauh ini. Pasangannnya tidak terikat muda-mudi saja, tetapi boleh juga lelaki saja atau wanita saja.
Dalam tradisi tari Tauh sang Maestro menyenandungkan Mantau, lazimnya Mantau digunakan untuk penyambutan tamu kehormatan.Mantau merupakan pantun pantun/syair syair berima yang di lantunkan pada saat melakukan tarian tauh.
Tarian ini lazimnya di gelar pada saat acara kenduri adat/kenduri pusaka , atau di pertunjukkan pada saat adanya keramaian kunjungan pejabat dan dapat di pertunjukkan pada saat gotong royong beselang/dan atau menuai padi dan tari tradisional Tauh merupakan sarana hiburan masyarakat dan dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk menjalin kasih diantara dua hati yang berpadu
Sebagai pengiring tari ini adalah berupa alat tabuhan dan vokal. Alat tabuhannya adalah dua buah rebana besar yang disebut dap dan sebuah gong. Yang menabuh dap adalah laki-laki, dan yang menabuh gong biasanya seorang perempuan.
Vokal disebut mantau, artinya memanggil dengan suara yang lengking dan lantang oleh seorag wanita atau juga saling bersahutan antara laki-laki dan perempuan. Vokal yang juga disebut seni suara atau nyanyi berisikan pantun-pantun. Ada pantun muda-mudi, pantun nasib dan lain-lain. Irama dari pada mantau tersebut adalah :
Pemuda :
Cubo-cubo klasik julai
Mak tantu padi dengan gento
Cubo-cuo usik dengan kami
Mak tantu budi dengan baso
Pemudi :
Apo di arap padi jerami
Padi idak gento idak ado
Kacang remang jauh sekali
Apo di arap pada kami
Budi idak basi idak ado
Padoman jauh sekali


E.Tari Naik Mahligai
Naik mahligai adalah suatu acara puncak penobatan secara gaib. Pada seseorang yang memiliki ilmu kesaktian atau kesaktian yang tinggi dan telah memenuhi syarat dan untuk mencapai sangkak tujuh.
Dalam penobatan ini akan dilaksanakan upacara menurut tokoh dan jenjang selama tujuh hari dan tujuh malam,dimana orang tersebut terlebih dahulu diuji kesaktiannya seperti meniti mangkuk diatas telur,meniti diatas duri atau paku dan lain-lain.Setelah ujian ini terlewati, maka pemimpin tersebut diperkenankan untuk menaiki mahligai.
F.Tari Tolak Bala
Tari asyik ini merupakan puncak dari rangkaian acara ritual tolak bala,sebelum acara ritual ini dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan antara lain melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan di dusun
Puncak aktifitas kegiatan ini dengan melakukan kegiatan pengasapan rumah dengan asap api kemenyan dan ritual membuang alat alat ritual upacara dengan cara menghanyutkan di sungai terdekat.
Upacara ini dipimpin oleh 6 (enam) orang belian (pawang), keenam belian ini mempunyai fungsi dan tugas masing-masing, namun demikian ada salah satu pawang yaitu belian tua laki-laki yang ditunjuk sebagai pemimpin dari keenam belian ini, sesuai dengan tingkat kekuatan supranaturalnya.
G.Tari Ngagah Harimau
Tarian ini telah berkembamg sejak paruh abad ke 18,Tarian ini bertujuan untuk menghormati harimau tetapi menurut kepercayaan orang Pulau Tengah harimau tersebut dinamai “nenek”. Pada waktu lampau ketika seekor harimau mati di ladang oleh masyarakat hal ini dipercaya membawa keberuntungan, jadi dibuatlah suatu upacara untuk mengagah harimau yang maksudnya agar jiwa atau roh harimau tadi kembali dan hidup ke dunia lain
Selama menarikan tarian ini yang biasanya ditarikan oleh wanita muda yang mengenakan kostum menyerupai harimau dan setiap gerakan tari ini tangannya membuka seakan-akan ingin menerkam mangsa.
Selama tarian ini berlangsung selalu diiringi dengan lagu untuk memanggil harimau dan diasapi dengan kemenyan. Pada tarian ini juga para penontonnya secara spontan bergerak dan bergabung dengan penari layaknya seekor harimau yang memperebutkan mangsa.
H.Lukah dan Ambung Gilo
Tradisi tua suku Kerinci tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan animisme yang dulu tumbuh dan berkembang di seantero alam Kerinci termasuk Lukah dan ambung Gilo.
Lukah dan ambung Gilo merupakan sebuah boneka yang dibuat dari rotan yang dihiasi menyerupai manusia. Masyarakat di desa desa menggunakan lukah sebagai sarana untuk menangkap ikan sedangkan ambung merupakan alat (wadah)alat mengangkut barang yang dihiasi dengan pakaian yang menyerupai boneka manusia yang dapat bergerak sendiri dan dimasa lalu digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan sang pencipta dan roh para leluhur
Lukah gilo akan semakin menggila dan-bergerak tak beraturan kekiri dan kekanan mengikuti sang pawang dan gerak semakin lama semakin cepat
Seiring dengan perjalanan waktu lukah gilo sebagai kesenian nyentrik dan merupakan sarana hiburan rakyat yang ditampilkan pada acara kenduri sko dan pada acara acara budaya yang di balut untus magis
dalam kontek seni dan kebudayaan lukah gilo merupakan sebuh pertunjukan yang unik dan merupakan bagian dari ragam budaya masyarakat suku Kerinci
Lukah gilo merupakan permainan/kesenian tradisional masyarakat Kerinci yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suasana gembira.
Lukah gilo merupakan permainan yang amat menarik untuk diikuti, karena permainan-ini mengandung unsur magic, dimana lukah (sejenis alat penangkap ikan) dapat memberikan kekuatan yang luar biasa sehingga orang yang melakukan kegiatan ini seolah-olah tidak sanggup meng-hentikan gerakan lukah tersebut.
Dalam permainan ini penonton dilibatkan langsung untuk mencoba mengendalikan Lukah tersebut.
I.Tari Persembahan
Gerak gerik tari tradisi Kerinci tergambar dalam tari ini seperti tari iyo-iyo, tari tauh, tari asyiek, tari mandi taman dan lain-lain.
Dengan penuh rasa hormat dan dengan keramahan para penari dan segenap anak jantan dan anak batino yang ada di dalam luhah dengan suka cita menyambut kedatangan tamu.
Pepatah, petitih dari para depati serta persembahan sirih nan sekapur, rokok nan sebatang yang menyatakan keikhlasan dan ketulusan masyarakat Kerinci menerima tamu dalam arti kata putih kapas dapat dilihat putih hati berkenyataan
Para penari dengan gemulai dan riang hati menari nari, dan sepasang remaja secara perlahan dengan carano di tangan berjalan kedepan menghadap tamu agung seraya mempersilahkan tamu agung untuk mengambil sirih yang sekapur yang ada di dalam carano

J.Kesenian Seruling Bambu
Kesenian suling bambu tergolong alat musik masyarakat yang ada di alam Kerinci, sarana /media alat-alat musiknya masih tradisional yaitu berupa suling, tambur, gendang dan gong.
Pengamatan di wilayah adat nenek limo dan nenek empat Hiang, wilayah adat tanah sekudung Siulak da di wilayah adat Depati Nan Bertujuh terlihat beberapa orang pengembala memainkan seruling bambu sambil mengawasi hewan ternak yang di gembalakan.
Beberapa tahun terakhir jumlah pengembala yang memanfaatkan waktu di padang pengembalaan dengan meniup seruling semain jauh berkurang.
Biasanya dimainkan oleh sekelompok orang dan memainkan lagu-lagu kerinci. Belum diketahui secarapasti asal usul music seruling bamboo,kesenian seruling bambumemili kesamaan dengan alat music seruling yang berada di tanah Batak-Sumatera Utara
  1. Maduamo tarian tradisi suku Kerinci
Tari tradisi suku Kerinci yang popoler di sebut tari Maduamo merupakan sebuah tarian purba sisa peninggalan zaman megalitic yang saat itu nenek moyang suku Kerinci masih menganut kepercayaan dinamisme dan animisme
Sebelum ritual tari maduamo ini dilaksanakan para penari harus melakukan upacara ritual nyaho untuk menyeru (memanggil) roh roh arwah nenek moyang dengan sebuah pengharapan agar kegiatan tradisi yang dipertunjukkan ini dapat berjalan lancar dan para penari dapat menghadapi tantangan tantangan yang membahayakan
Setelah ritual nyaho dilaksanakan, maka roh roh (arwah) nenek moyang akan memasuki jiwa /sukma para penari termasuk mereka yang memiliki hajat pada acara ritual ini, pada umumnya upacara ritual maduamo ini dilaksanakan sebagai sebuah rangkaian pengobatan secara tradisional
Manakala roh roh nenek moyang telah memasuki sukma, tubuh para penari akan menjadi ringan dan mereka para penari dengan gemulai menari diatas pecahan kaca piring,keramik dan dapat menghadapi benda benda tajam yang berada di hadapan para penari
Tradisi Madu amo hingga saat masih tumbuh dan berkembang di dusun dusun(desa) tradisional di alam Kerinci
L.Tari Asyek Ngayun Luci
Tari Asyiek Ayun Luci merupakan sebuah tarian mengandung unsur magic. Tarian ini menunjukkan rasa syukur atas rahmat yang diberikan oleh Sang pencipta atas mulai keluarnya isi padi yang ditanam disawah.
Selain itu tarian ini bertujuan pula untuk menolak bala terhadap serangan hama penyakit seperti serangan hama tikus, burung dan hama babi yang mengganggu tanaman kecil-kecil yang berisi sesajian yang digantungkan ke Luci besar yang juga berisi sesajian. Pawang membacakan mantera sambil mengayunkan luci-luci yang bergantungan.
Para penari, menari-nari mengelilingi Luci sambil sesekali memercikkan air bunga cina, semakin lama gerakannya semakin kencang sesuai dengan tempo musik.
Seiring dengan itu penari akan mengalami trance (tidak sadarkan diri), kemudian para penari akan diobati oleh pawang begitulah sampai seterusnya sampai pawang menyatakan bahwa hajat sudah tersampaikan.
M.Tari Bigea Rbeah
Sebagai bagian dari masyarakat Suku Kerinci yang mendiami puncak Andalas Sumatera, masyarakat Kota Sungai Penuh memiliki beradam seni musik dan tarian daerah. Diantara tarian yang berkembang di wilayah Kota Sungai Penuh adalah tari Bigea Rbeah.
Bigea atau Bigau adalah sejenis tumbuhan semak yang hidup di dalam air terutama di daerah rawa rawa/areal persawahan yang tidak di garap.
Tanaman ini secara turun temurun telah dimanfaatkan oleh masyarakat suku Kerinci sebagai bahan utama anyaman.Tanaman ini tingginya sekitar 1,5 sampai 2 meter, Jika dihembus angin tanaman bigau ini meliuk liuk menurut irama hembusan angin.
Liuk kan tanaman ini ibarat seorang gadis yang sedang menari. Dari gerakkan bigau (bigea) inilah seniman mendapatkan inspirasi untuk menciptakan tari Bigea Rbeah.
Pada awalnya tarian ini dibawakan oleh wanita wanita yang telah memasuki manula dan tarian ini dilakukan petani di sawah pada saat beristirahat setelah melaksanakan aktifitas menyiangi atau saat panen ,akan tetapi belakangan ini tari Bigea Rbeah dibawakan oleh anak anak gadis dan perempuan dewasa ,dan tak jarang tarian ini juga digelar pada acara kenduri pusaka atau pada saat acara penyambutan tamu.
N.Tari Ntak Kudo
Tarian ini ini berasal dari Hamparan Besar Tanah Rawang yang pada zaman dahulu hanya ditampilkan pada acara-acara kebesaran tertentu saja dan berbau magic yang gerak langkahnya berasal dari gerak silat dibawakan secara beramai-ramai, serta diiringi oleh musik perkusi (gendang) bertujuan untuk menghidupkan gerakan tari sehingga lebih asyik.
Daya tarik tari ini mampu memikat penonton untuk ikut serta menari dan berdendang, tarian ini mulai berkembang diperkirakan pada tahun 1970. Sejak beberapa tahun terakhir tari rentak kudo semakin populer hingga menembus batas alam Kerinci
3.Seni tari kreasi baru
Seperti daerah lainnya di nusantara, alam Kerinci memiliki berbagai atraksi seni dan kebudayaan baik yang dilakukan secara turun temurun maupun kesenian kreasi baru yang diciptakan dan dikreasikan oleh para seniman
Penciptaan tarian kreasi baru ini telah dimulai sejak decade tahun 1960 an yang dipelopori oleh seniman dan budayawan yang aktif padazamannya, tercatat beberapa tokoh seniman pencipta tari kreasi baru alam Kerinci masing masing H.Norewan.BA. H.Furisyah,Iskandar Zakaria, Fahmi Efendi,Harun Nahri,Rohati dan pada era tahun 1990 an alam Kerinci memiliki koreografer/penata tari kreasi yakni Azrefli Nurdin,S.Pd, Cik Buyuang, Adra Nimires,S.Sn,M.Si
Tarian alam Kerinci yang telah di kreasi barukan itu telah dipertunjukkan pada beberapa kali pagelaran di dalam dan di luar negeri, catatan yang telah dapat dihimpun saat ini terdapat puluhan tari kreasi baru
Sejumlah tinggalan seni dan kebudayaan suku Kerinci yakni seni tari tradisional yang masih tumbuh dan berkembang diantaranya adalah tari rangguk, tari tauh, tari asyik, tari asyik ayun luci, tari asyik naik niti mahligai, tari asyik nyabung, asyik nyambai,asyik ngurak anata, asyik mandi taman, asyik tulak bala,asyik mahligai kaco, Iyo Yo,tari sembah, tari ngagah harimau,tari Yadahdan, Ratib Seman
Sedangkan upacara tradisional yang masih dapat dijumpai hingga saat ini antara lain ialah ,kenduri sko,ngasap neghi,tulak bla,ayun luci,naik mahligai,andin,turun Ke sawah, kenduri ulu taun,kenduri padi,kenduri sudah tuai,kenduri kepalo air,kenduri gembalo padang,ajun arah, nyubeuk,batandang,ngapak siheih,Llek muntain,tuhaun Kaaye, sunat Rasul,tegeak umah,naik umah,naik haji,mandi balimo,ziarah,kematian,dendo,asyik,mintak hujan,umban Talai,pencak silat,ladang-ladangan,lukah gilo,linung,Perang-perangan

4.Perkembangan seni musik di alam Kerinci

Sebuah dokumen kumpulan 17 Lagu daerah Kerinci yang berjudul Maai Batalea merupakan buku perdana kumpulan lagu lagu Kerinci yang disusun oleh 3 maestro seni musik (talea) Kerinci Semat,Senin Iljas dan Riva”i Haris.
Ketiga orang tokoh musisi tersebut adalah pelopor yang menulis kumpulan lagu lagu Kerinci yang pada periode sebelumya nada dan irama belum pernah di tulis dan di bukukan.
Buku tersebut dicetak untuk pertama kali satu tahun setelah Kabupaten Kerinci menjadi daerah otonum terpisah dari Kabupaten PSK-Propinsi Sumatera barat dan buku tersebut dapat di terbitkan dengan bantuan dan dukungan sepenuhnya dari A.P.R.I,Komandan Sektor I Bn, Inf : B” TT-II Sriwijaya, Pemerintah Daswati II Kerinci,Perwakilan P.P&K Propinsi Djambi untuk Kerintji
Buku perdana tentang lagu Kerinci yang berjudul Maai Batalea mendapat apresiasi dan penghargaan dari Mohd.Noeh Ketua Dewan Pemerintah Daerah Peralihan Daswati II Kerinci, dan buku tersebut mendapat sambutan pengantar R.Sukotjo Martowidjojo selaku perantara Perwakilan Kementerian P.P.&K Propinsi Jambi Kabupaten Kerinci.
Perlahan namun pasti pasca terbentuknya daerah Otonum Kabupaten Kerinci,perkembangan seni musik Kerinci semakin mendapat perhatian yang sungguh sungguh dari Pemerintah, Pada tahun 1962 Kabupaten Kerinci di undang oleh Presiden Republik Indonesia Ir.H.Soekarno ke Jakarta dalam rangka pembukaan ASEAN GAMES.
Pada acara tersebut dipersembahkan Tari Rangguk di hapadan ribuan pengunjung di Istora Senayan, pertunjukkan berikutnya dilaksanakan di Gedung Kesenian pasar baru, dan untuk pertama kali sejak Indonesia Merdeka tim kesenian Kerinci di undang untuk menampilkan kesenian Kerinci di Istana Negara.
Rombongan di pimpin oleh Senin Ilyas,Semat dan Zukri Nawas,diantara seniman muda yang ikut mentas saat itu antara lain ialah Sa’adunir dan Zurhaida Madjid.
Pada tahun 1969 tim Kesenian Kerinci kembali di undang dalam rangka memeriahkan Jakarta fair,tim ini di pimpin oleh Rivai Aris ,tim ini tergabung dengan tim pemerintah Propinsi Jambi.
Tampilnya Kerinci ke pentas nasional telah mengharumkan nama baik Kabupaten Kerinci, keberhasilan ini pula yang mendorong dibentuknya kantor Kebudayaan Kerinci di awal tahun 1960 an,lembaga ini di pimpin oleh Senin Ilyas dan pada saat itu direkrut beberapa orang seniman untuk menjadi pegawai kantor Kebudayaan seperti Rivai Aris,Amiruddin Gusti, Nurisma Soelot dan Iskandar Zakaria
Pada Dekade tahun 70 an dan 80 an (Zurhatmi Ismail:Tanjong Bajure: 2007) merupakan puncak perkembangan musik tradisional di alam Kerinci,hal ini disebabkan pemerintah Kabupaten Kerinci pada masa itu memberikan perhatian yang sungguh sungguh dalam mengangkat dan mengembangkan kesenian rakyat,berbagai lomba,festifal dan pagelaran seni pada saat itu memiliki intensitas kegiatan yang sangat menggemberikan.
Iklim dan perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Daerah mendorong dan memotivasi para seniman untuk terus berkreasi dalam mengolah kesenian masyarakat di alam Kerinci
Pada dekade tersebut bermunculan berbagai bentuk musik tradisional yang menggunakan instrumen yang telah ada dan sebagian dari para seniman melakukan musik kreasi dengan mengangkat kembali alat musik tradisional yang telah nyaris punah.
Azhar,Mj seorang seniman /musisi alam Kerinci mengangkat musik Mindulahin dari Siulak dengan mengggali dan mentradisikan kembali musik traisional Kerinci dengan memanfaatkan kembali alat musik gendang buluh dan ketuk kayu sebagai alat musik, dan pada tahun tahun berikutnya tumbuh dan berkembang pula kelompok Zikir rebana, dan grup grup seruling bambu di sejumlah dusun dusun di alam Kerinci..
Sesuai dengan perkembangan zaman instrumen musik yang luwes seperti akordeon dan Biola beradaptasi dengan musik tradisional, perkembangan ini merupakan sebuah fenomena tersendiri dalam perkembangan musik di alam Kerinci, pada masa itu sejumlah orkes orkes berkembang di alam Kerinci, para musisi memadukan alat musik modren seperti biola dan akordeon dengan alat musik perkusi seperti gong, drum set,rapano,ketipung
Di Penghujung tahun 1970 an geliat musik di alam Kerinci semakin semarak, beberapa lagu Kerinci masuk dapur rekaman dengan diawali sang pionir Mahasiswa Kerinci di Bandung Propinsi Jawa Barat, Pada tahun 1977 Ikatan Mahasiswa Kerinci (IMK)-Bandung meluncurkan kaset lagu Kerinci dengan produksi terbatas.
Keberanian Mahasiwa Kerinci di Bandung yang di dukung sejumlah tokoh tokoh HKK di Propinsi Jawa Barat mendorong Pemerintah Kabupaten Kerinci melalui organisasi Dharma Wanita Kabupaten Kerinci untuk kembali merekam lagu lagu Kerinci, Pada tahun 1978 lagu lagu Kerinci kembali masuk dapur rekaman.
Ibarat kata berjawab-gayung bersambut, seorang seniman Kerinci Atmajar Idris memproduksi albun lagu Kerinci dengan judul album Kanti Batandang Lagu Kerinci kali ini di rekam dengan sponsor Tanama Record.
Sederetan artis artis penyanyi Kerinci yang menyanyikan lagu lagu (Talea) Kerinci pada masa itu hingga saat ini masih dikenang oleh sebagian besar masyarakat di alam Kerinci khususnya di kalangan para seniman dan budayawan di alam Kerinci, beberapa orang penyanyi legendaris yang mempelopori perkembangan musik alam Kerinci diantaranya ialah Atmajar Idris,Muchtar Hadist,Edi Sinir, Nasrul Jas, Sobrina,Itmawati,Ermasni Rais,dan Jalidar.
Semangat untuk merekam lagu lagu (talea) Kerinci hingga saat ini menjadi dorongan bagi bagi para artis dan pencipta lagu untuk melakukan rekaman lagu ,saat ini hampir di setiap Kecamatan di alam Kerinci berlomba lomba merekan lagu lagu tradisional Kerinci, dan lagu lagu kreasi baru yang diciptakan para musisi musik dan sejumlah artis penyanyi.
Catatan yang dihimpun menyebutkan daerah Kerinci tengah( Kota Sungai Penuh) dan Kerinci Mudik (Siulak,Air Hangat) merupakan kelompok masyarakat yang rajin melakukan rekaman lagu lagu Kerinci.
Kehadiran para musisi dan artis dalam menggali,menciptakan dan mengangkat seni musik tempo dulu dan seni musik kreasi memperkaya khasanah lagu Kerinci, secara tidak lansung mendorong masyarakat untuk terus berpartispasi dalam melestarikan nilai nilai lagu tradisi masyarakat di alam Kerinci
Pada awal tahun 1980 an sejumlah lagu lagu khas masyarakat di alam Kerinci semakin melejit dan populer dikalangan masyarakat di alam Kerinci dan di luar alam Kerinci, sejumlah lagu lagu seperti lagu Hujan Rintek,Tung Gayut, Mandiki, Kasih Idak Putuih,Kamai Bujaleang, Dalideu dan Uhang Jauh
Sejumlah penyanyi pendatang baru pada dekade tahun 1980 an banyak bermumculan dalam blantika musik lagu daerah, diantara para artis penyanyi itu tercatat nama Azizah dari Keluru,Elly Muis dari Semurup, Asril Koto dari Sungai Penuh,Marjuta,Wardanis,Ermilawati, dan Lis Helma dari daerah Siulak.
Seiring dengan perkembangan musik alam Kerinci pada masa itu telah lahir gurup Band milik pribadi untuk menyalurkan bakat seni dan lahan bisnis baru, grup grup band ini ikut membidani lahirnya para musisi dan artis artis lagu daerah , diantara Band yang popoler dan memiliki fans yang besar ialah Conserto band milik Mantri Zainal,Andrea Band,Dasira Band Sungai Penuh, Mario Band di Semurup, Kanti Band dan Family Band di Siulak
Sedangkan di daerah Kubang dan sekitarnya berkembang musik gitar akustik tunggal, mereka menamakan jenis musik ini”Musik Klasik Kerinci” dengan gaya paralel antara penyanyi dan musik pengiring.
Pada berikutnya bermunculan lagu lagu Kerinci kreasi baru dalam berbagai warna dan bentuk,Komposi lagu yang di ciptakan tidak terpaku pada pengulangan tema saja seperti bentuk lagu tradisional akan tetapi para musisi telah berani membuat kontras lagu
Demikian juga dengan komposisi syair syair lagu,para musisi dan pencipta lagu sudah banyak yang menulis syair lagu dalam bentuk yang lebih bebas,dan beberapa diantaranya masih cenderung terikat dengan bentuk pantun.
Dusun dusun(desa) yang paling menonjol dalam usaha merekam lagu diantaranya ialah sejumlah desa desa di daerah Siulak,Kubang dan sekitarya, Koto Majidi dan sekitarnya,Sungai Penuh,Keluru dan sekitarnya.
Para penggiat dan musisi lagu daerah yang giat dalam menciptakan dan merekam lagu lagu daerah alam Kerinci tercatat nama Muchtar Hadist,Atmajar, Oesul, Amrie,Rapudin, Sa’adunir, dan Irmansyah,para musisi tersebut pada umumnya saat itu menggunakan aranger studio.dapur rekaman di Kota Padang-Sumatera Barat.
Selain penggiat/musisi tersebut terdapat nama Nurbaity, Zurhatmi Ismail,Suparman Harun, Azhar,Mj, Syafui Manaf,Rustam Syukur yang aktif berkarya sepanjang hidupnya.
Sedangkan musisi muda potensial yang telah mengabdikan diri untuk dunia seni musik tercatat ,Mayri Hardi, Ir.Jamsol Mesra(alm) Zulyendri Soeloet(alm)Syaiful,H.Otma Rosya,SE, Dasni Yatim, dan generasi berikutnya Tony Syahminan,Monalisa,Yuli Zainal, Ujang Perancis,Andy Krinchie, Madala, Popy Susanti,Onex Arel,Fendi,MD,Juanda Albe
Dan pada paruh tahun 2000 an munculnya artis musik dan produk rekaman VCD Lagu lagu Kerinci tidak lepas dari peran dapur rekaman Solfegio Studi Sungai Penuh dan peran musisi Antoni Pasaribu.
Khusus untuk lagu lagu yang di produksi oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci musik pengiringnya di kerjakan oleh Riva’i Aris atau Irmansyah,. Hinggar Binggar Band di alam Kerinci mulai redup seiring dengan masuknya jenis instrumen baru yang akrab disebut Phenomena Organ Tunggal yang tidak membutuhkan personil yang banyak dan lebih praktis dalam mengiringi penyanyi,penyesuaian tangga nada dan memudahkan dalam mengaransir lagu.
Pada tahun 2007 Zurhatmi Ismail Seniman dan musisi alam Kerinci di Jambi dengan dukungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jambi melakukan upaya menyusun buku kumpulan lagu tradisional Kerinci dengan judul buku Tanjon Bajure
Zurhatmi Ismail dengan dukungan sejumlah seniman dan musisi telah mengumpulkan menelaah, menyusun dan menerbitkan buku kumpulan lagu tradisional Kerinci”Tanjon Bajure” yang berisikan 50 lagu lagu tradisional Kerinci.

Minggu, 25 Oktober 2015

PENGAJIAN ADAT SEMURUP



PENGAJIIAN ADAT 

Meliputi namo dikumenyan, kayu ranak la kayu rani, kayu rajo yang tigo silo, kayu tuenku yang sati-sati, kayu tuenku yang dikuramat, la bangka nyu gedang tempat dibusilo, batangnyo gedang tempat dibusanda, daunnyo rimbun tempat buteduh diwaktu kupanasan, taprarun kupado api, salindung Allah namo apinyo, seru Allah namo asapnyo, menyeru ruh yang sati-sati, menyeru ruh yang dikuramat, meresap kupado tujuh top putalo langit, meresap kupado tujuh top putalo bumi, muresap kupado Ambia Allah, muresap kupado Allah.
            Ado dih Mulayu ngato:
Pepat-dipepat batang kududuk serupo dinge batang ubi, orang mungalah dikoto tebat, masak padi uhang talang lindung, lambio dipanjat jangan, sadu sirapet kito dinge duduk sadu dilingkung umah ini, kupado Allah kito mintak tubat, kupado Nabi kito mintak safa’at, kupado manusio kito minta ma’af.
Duo dih Mulayu ngato:
Pepat-dipepat batang kududuk serupo dinge batang ubi, jalan teruh kupadong lalang teruh lagi kupadong ubi, sadu sirapet kito dinge duduk sadu dilingkung umah ini, kito mungiri kato teliti, kalu salah mintak disapo, kalu bena mintak didiri.
Tigo dih Mulayu ngato:
Nak ili ke Indra Giri, singgah burenti Koto Malako, sembah kami sadu dinge ngaji, ngaji adat ngaji dipusako, sudah dipakai urang tuo-tuo, supayo adat mak nyu nyato, supayo serak mak nyu nyalo.
Empat dih Mulayu ngato:
Bungken genap munahan uji, hukum adil munahan banding, kalunyu adil hakim bara banding, adat dengan serak samo lah dikaji.
Limo dih Mulayu ngato:
Burung pirak terbang kusasak, tibo disasak hinggap di capo, semenjak diku ninek turun ku mamak, tibo dimamak turun ke kito. Buruk li bara ganti li, buruk pua jalipo tumbuh, rebah kayu aro jilatang bangkit, hilang cincin para mato timbun, disitu besi taralantakkan papan, disitulah dawat taralukiskan batu, idaknyo lapuk kurano hujan, idaknyo lekang kurano paneh, dinge diasak la idak mati, dinge diangguk idak layu, dinge tibangka dari bumi, dinge tacurek dari langit beku didalam karasatio.
Lamago itu empat para karo:
Paratamo       : Lamago Dapur
Kaduo            : Lamago Kurung
Katigo            : Lamago Nagari
Kaempat        : Lamago Alam

Mano dikato Lamago Dapur?
Iyo didalom isi umah kito. Bagi mano isi umah kito? Ninik mamak surang, depati surang, anak jantan surang. Kalu nyu tumbuh silang salisih, bagi mano dawahnyo? Kito dawah dalam mupakat. Bagi mano kajinyo? Kito kaji dalam barunding, mano nge tinggi maknyu endah, mano nge gedang maknyu kecik, mano dinge kecik maknyu abih. Mano tempat kito bukaji? Tebu bubalut dinge daun nangko, balumak dinge getah, tau air belum beriak, daun kayu belum baringgung, kuaso ikan kurano ideh, kuaso  burung kurano sayap. Manen bunyi kajinyo? Ngekeh kerbau dinge kulit, ngekeh manusio dinge ninik mamak tau-tau pati penghulu. Apu namo kampungnyo? Namo kampung buah tamanggi. Apu namo meh angusnyo? Meh Sapetai meh angusnyo.
Kaduo Lamago Kurung, bagi mano tumbuhnyo? Iyo didalom kurung kampung kito, atap busanggit mendun batumbuk, lebuh baulong samo diuni, samo tigenang samo dicauk, laman buresih samo di tempuh, anak buah anak dipunakan samo di apah dalam nagari. Kalu tumbuh silang salisih, bagi mano la dawahnyo? Kito dawah dalam pasko. Bagi mano la kajinyo? Kalunyu luko kito pampeh, kalunyu mati kito bangun, lemban balu tepung tawa, kundur batang sandaran bangun. Bagi mano panyudahannyo? Atehnyu mbuk samo mbuk, atehnyu suko samo suko. Apo bunamo lah kampungnyo? Namo kampung di ulu air, keruh air jingok ke ulu, nyintung air jingok ke maro. Apu namo meh angusnyo? Meh sakundi meh angusnyu.
Katigo Lamago Nagari, bagi mano tumbuhnyo? Iyo didalom parit basudut empat, dipegang purbukalo bungkan yang empat, tigo luhah isi nagari. Kalunyu tumbuh silang salisih, bagi mano dawahnyo? Kito dawah dalam batang pusako. Bagi mano kajinyo? Tasungkut keno, tabalik lepeh, iyo mumbaya idak basudah. Manen bunyi kajinyo? Beneh satingkin  ampo saganggam, bah ke kiri menang ke kanan, alah suci menang bibeh, beruk dirimbo keno susu, anak di pangku keno buang, kato pusako idak bulih di asak, mencari sap dinge jirami, mencari tunggun dinge maruan, mencari tuneh dinge pamarap. Kalu idak nyado dinge sadu itu? Bia sabilik mumbaok padi, padi ampo; bia saguci mumbaok meh, meh lancung; Apu namo kampong nyu? Namo kampung batu dipulau. Apu namo meh angusnyo? Meh sameh meh tanjuk batimbo, kalunyu lalu nyu nak muput, tabalik nyu nak ngenai, idak ujung pangkan mumakan, idak kait tupang mungenai, idak tajuk taji mumakan.

Ado dih Mulayu ngato:
Tali teguh tempat dibugantung, kato bena tempat dipucayo, kalunyu dapat kato sio-sio serahkan sajo kupado untung (Tuhan).
Duo dih Mulayu ngato:
Bunyi ketik garugo bandung, bunyi tarik garugo utang, dinge titik lah ditampung, dinge mirih lah dilikam. Warih nak dijawat, walipah nak dijunjung, turun tamurun gili menggili, sejak dahulu sampai sakarang, disitu besi taralantakkan papan, disitu dawat taralukiskan batu, idaknyu lapuk dikurano hujan, idaknyu lekang dikurano paneh, dinge di asak idak mati dinge diangguk idak layu, dinge tabangkah dari bumi, dinge tacurek dari langit, beku didalom karasatio.
Keempat Lamago Alam,
Bagimano tumbuhnyo? Bungkan batumbuk samo bungkan, nagari batumbuk samo nagari, mandapo batumbuk samo mandapo. Kalunyu tumbuh silang salisih, bagimano dawahnyo? Kito dawah dalam yang ba undang. Bagimano kajinyo? Sari ado sari bunamo, sari mati sari bugela, sari guntur sari kilat, sari batepuk talingo angat, sari mati sari balanjo, sari batakuk parmen tanah, bukit didaki lurah diturun, kreh ditakik lunak disudu, jingok punakin balik punurun, jingok padang sibalik rimbo, jingok udang sibalik batu. Idak jugo sedang disitu! Idak buremeh bungkan di asah, idak bubereh atah dikisai, idak bukayu jenjang di engkah, pakaro ini dimajukan jugo. Idak jugo sedang disitu! Bia tabesit di bawong abang, tunggak kudateh bubung kubawah, lah kito tuik lak kito tanyo, bapasir ili bapadang mudik. Idak jugo sedang disitu! Kalu buranyut bak air, kalu bak ile mak kalam, batali aluh bacitak lemah, naik balai turun mundapo, jingok masjid yang duo beleh, kito tekin kutanah riang, lik bukit kajang selapak. Idak jugo sedang disitu! Undang-undang butali galeh, taliti butali semat, dukung bareh jago sangu, balantak tajuk ile ke banda Jambi, jinjek semat yang duo puluh, baratamu dengan rajo kito batigo urang.


Manolah Rajo yang batigo urang?
Paratamo         :  Pangeran Sukarto
Kaduo             :  Pangeran Suko Jayo
Katigo             :  Pangeran Tamanggung

Undang-undang turun dari Minang Kabau, Taliti mudik dari banda Jambi, Adat yang empat datang dari Kerinci, baratamu dibukit jumbak, bukit jumbak paratamuan undang, Tanjung samalindu parmen besi, lik abai saruntung manau, lik galanggang yang tigo sudut, lik macang yang sebaun, lik bukit anggaran takuluk, pamatang paradun lah pau uso, disitukan dadap baradurikan meh, antau parben limau kapeh, koto batu baralun ile, koto lunang baralun mudik, undang balik ke Minang Kabau, taliti ile ke banda Jambi, adat yang empat balik ke alam Kerinci, serak bumubung naik kelangit, pasko jatuh ke batang antau, lik batin yang sembilan, tentang batu yang duo beleh.
 Apo dendam undang-undang tinggan? Apo pesan taliti balik? Apo umanah serak tinggan? Dendam undang-undang tinggan, meh sa meh tinggan dikito, kalunyu kusut tempat bausai, kalunyu rengang tempat basusun, kalunyu silang tempat bapatut, kalunyo sarang tempat babagih, sekutu dibelah duo, terjun kito punaik, buruk di baru, kumuh disesah, salah tarik mengembali, salah pakai dipaluluh, salah makan dimuntahkan, tumbuh dicupak dilihati, tumbuh di adat disusuni, tumbuh dibatang pasko samo didaki, tumbuh di undang samo dikerasi, tumbuh diserak samo dikaji.
Apolah pesan taliti balik? Salah pauk memberi pampeh, salah bunuh memberi bangun, nak bubini isi adat isi pusako, nak lari tuang lamago.
 Ado Dih Mulayu Ngato:
Tanjung pauh munanam kapeh sungai penuh munanam timun, orang piantau mumbao air, sapu dinge mauk itu dinge mampeh, sapu dinge munuh itu dinge mangun sapu dinge barutang itu dinge mayi.Apo umanah serak tinggan? Suruh dikerjo tegah dihenti, sah dipakai batal dibuang.
Tatkalo maso agi dulu, sapu dinge paratamo munyambut warih adolah rajo batigo urang:

Paratamo        : Rajo Kalipan
Kaduo             : Rajo Karban
Katigo             : Rajo Karton
Manolah pegang Rajo Kalipan?
Megangkan sungai sembilan batang. Manolah sungai sembilan batang?
Paratamo, Batang Tebo;
Kaduo, Batang Bungo;
Katigo, Sungai Tabir;
Kaempat, Palepat yang Selamat;
Kalimo, Bukit Lancup; Kaenam, Seling;
Katujuh, Rantau Limau Manih;
Kalapan, Maro Masumai;
Kasemilan, Batang Merangin
Manolah Pegang Rajo Karban?
Megang sambilan larik puncak Palembang.
 Satu, Di palembang;
Duo, di Bangka Ulu;
Tigo, Lahat;
 Empat, Tebing Tinggi;
Limo, Limun;
Enam, Batang Asai;
Tujuh, Rejang Ulu Musi;
Lapan, Ketaun;
Semilan, Seblat ditunggu Sultan Juru Batu.
Ado Pusako tinggan disitu:
Paratamo, Pemarap;
duo, Paratin;
tigo, Pangideh,
empat, Pasirah.
Manolah Pegang Rajo Karton?
Ili Sungai Tereh, sarujen Tanah Abang, sipentinggen Tanah Betawi, tabao laut sabelat kudara, au sarumpun adolah parit yang samambo, adolah pasir yang tarentang. Apolah tando dio ado disitu? Kudateh munjadi elang putih, kubawah munjadi bidai putih, tempat puti budarah putih, kalu dio mudik ke bangkundah, kubangku tinggi, dio baratempat Kuala Jambi, dio tetap Muaro Masumai.
Ado dih Mulayu ngato:
Nak sayo bilang batang tamenggi, batang metimun masak serangkai, nak sayo bilang batang Jambi, so dengan limun batang Asai
4. Batang Tamansi                                 5. Batang Hari
6. Batang Tebo                                       7. Batang Bungo
8. Sungai Tabir                                       9. Pulau Rengas
Disitu pamuncak tanah Jambi, ilir la batin yang sembilan membao kerbau yang sembilan ekor, membao bereh sembilan ratuh, mudik la jenang yang butigo, nepat ku renah salang buku baratemu dengan rajo kito yang batigo urang, kerbau dipotong bereh di anguh, disitulah urang barapadu padat mencacak depati batujuh urang, batakah naik bajenjang turun, disitu diambik tiru turen dan tauladan, dawah dan jawab, bina dan saksi, bungkan terjun yang piawai, tiap-tiap kato adat kato pasko, barasandi kupado cupak yang duo, kato yang empat, nagari yang empat, undang yang empat, adat yang empat.
Manolah dikato cupak yang duo?
Paratamo, cupak asal;
Kaduo, cupak buatan.
Manolah dikato kato yang empat?
Paratamo, mupakat; Kaduo, kato adat; Katigo, kato pasko; Kaempat, kato serak. Manolah dikato nagari yang empat? Paratamo, secupak; Kaduo, Sajaha; Katigo, mekah; Kaempat, Madinah.
Mano dikato undang Undang yang empat?
Paratamo, undang-undang
Luak; Kaduo, undang-undang nagari,
Katigo, undang-undang urang didalam nagari;
Kaempat, undang-undang yang duo puluh.
Mano dikato adat yang empat? Paratamo, sibena adat, ado dalih firmen Allah mengatokan:
ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz
Mako didirikanlah rajo diatas dunia ini dengan pasuruh Aku, jadi wakil Aku, la kato Allahu ta’ala mengatokan suruh dikerjo tegah dihenti sah dipakai batal dibuang.
Kaduo, tara adat;
Katigo, adat yang diadatkan;
Kaempat, adat jahiliyah.

ManomDepati Batujuh Urang?
Paratamo, Depati Satio Rajo:
Pandai mungiyo kato rajo, pandai mungiyo kato jenang, dio tinggan dilubuk Gaung Para Mentin Rio Mengalun,
Duo: Depati Satio Nyeti,
Pandai mumeti kato rajo, pandai mumeti kato jenang, dio tinggan dibukit batu, berak biru tebu seringit, paramenti rio sari.
Katigo Depati Satio Nyato,
Pandai munyato kato rajo, pandai munyato kato jenang, dio tinggan durien ditakuk rajo, paramentin Riomentin.
Depati nan batigo tinggan di barauh dengan manunggu Kerinci ndah dengan manungggu Kerinci Tinggi, mano dikato Karinci ndah? Ialah renah salong buku, manolah dikato Kerinci tinggi? Iolah alam pangken jambu, urang pasirah parantin tuo, urang parantin yang duo beleh seluk awai baringin sanggun.
Urang sakanci maro siau, dio tetap di koto tampon Sarampi Ndah Sarampi Tinggi, kalu dio mudik nak kemumu, taratak ke tanah semeran agung, Semeren Agung Tanah Undan-Undang, Seleman Tanah Mundapo, tempat Basusun Depati Empat Dengan Sepan Helai Kain, urang batau diujung tanjung, urang mulanca diair mulin, rajo jauh dipangginnuntung, rajo parak dipanggin sirih, rajo dekat dipanggin kato.
Depati yang empat balik ke Alam Kerinci tarajun ke bangka dalam, membao galiwang yang tigo belah, mumbao tumbak yang tigo batang, mumbao rutan yang tigo lidi.
Mano dikato depati yang baraempat urang?
            Paratamo Depati Maro Langkap,
Pandai munangkap kato rajo pandai munangkap kato jenang, dio tinggan di Tamia.
            Duo Depati Rencong Telang;
Pandai munerang kato rajo, pandai munerang kato jenang, dio tinggan dipulau Sangkar.
            Tigo Depati Biong Sari,
Pandai mumiong kato rajo, pandai mumiong kato jenang, dio tinggan di Pungasi.
Empat Depati batu Ampa,
Pandai mungampa kato rajo pandai mungampa kato jenang, dio tinggan ditanah samiran agung, samiran agung tanah undang-undang Saliman Tanah Mundapo, tempat basusun depati empat dengan selapan helai kain,nurang lulo bakain tunggan urang seorang bunamo duo.
Mano uteh dinge bateh Depati Empat Dinge Sehelai Kain, kubawah arun dalam, kudateh tebing tinggi, tanjung baringin, pulau gaading, kayu embun bajaja tigo, kalu sahinggo itu ile ingatkan dio depati empat kalu sahinggo itu mudik ingatkan kito selapan helai kain, kalu sungai sudah bubatang kalu tanah sudah bugabung kalu genggam sudah buuntuk ingat kunamo masing-masing.
Apo panuo uteh dinge bateh ado Pamangku Balimo Urang,
Mano pamangku balimo urang? Pertinggi Tanjung Belit Kartan batunditunggu pamangku balimo urang, mano pamangku balimo urang?
Paratamo Pamangku Sayo Rajo,
Dio tinggan dikoto Petai. Duo Pamangku Cayo Rajo dio tinggan Semerap Ujung Pasir.
Duo Pamangku Cayodarajo,
Dio tinggan Samirah Bungo Tanjung, orang batelap dibau ipuh, orang betarap dibatu belang.
 Empat Pamangku Dirajo,
Dio tinggan Sabukar Koto Iman, Pamangku Malindiman ditanjung Tanah capikau urang tuo dahin nengaka rajo mengernah mengernahkan uteh dinge bateh.
Apo panuo uteh dinge bateh?
Ado lantak yang tigo jenjang
Satu disaliman,
Duo ditanah rawang,
Tigo di semurup.
Apu panuo lantak yang tigo jenjang?
Adalah tanah yang tigo,
Satu disaliman,
Duo ditanah rawang,
Tigo disemurup.
Apu panuo tanah yang tigo jembo?
Ado piagam yang tigo pucuk, mano piagam yang tigo pucuk?
Satu disemurup,
Duo ditanah rawang,
Tigo disaliman.
Dio tataruh dihiang Tinggi, apo sebab dio tataruh disitu? Dio itu anak butino dalam, bekembang lapik bukembang tika, bapiuk gedang batungku jarang.
Kalu dio duduk diseleman, gela depati batu ampa, pandai mungampa kato rajo, pandai mungampakan kato jenang, dio anak buah depati empat.
Kalu dio duduk di hiang tinggi gela depati atur bumi sirahmato, pandai mungatur kato rajo, pandai mungatur kato jenang, dio itu anak batino kito selapan helai kain.
Tatkalo maso agidulu mano jalan balik alam kerinci adalah lawang yang tigo,
Manolah lawang ang tigo?
Paratamo lawang cureh cermin, mudik dari jambi,
Duo dinge sureh penggan, yaitu jalan tengku regen Tanah Indrapuro diateh Bukit Paninjau Laut lik balai baratapkan ijuk.
Tigo dinge lawang sureh lipan, yaitu turun dari Koto Limau Manih dialam Kerinci Ini.
Paratamo tarak,
Kaduo koto,
Katigo dusun,
Kaempat nagari,
Kalimo mandapo,
Kaenam pelak yang barajumpuk,
Katujuh pancalo,
Kalapan banja parajilo panjang,
Kasimilan pungguk.
Tatkalo maso agi dulu, Kurinci itu belum bugela Kurinci, agi bugela alam kunci, semurup belum bugela semurup, agi bugela antau limau purut, sulak itu belum bugela sulak, agi bugela padang jambu alo, kemantan itu belum bugela kemantan, agi bugela pasir tarentang, rawang itu belum bugela rawang, agi bugela padang serai munanti, riang itu belum bugela riang agibugela bukit kajang selapak urang bakuto kuto jalatah, sungai penuh itu belum bugela sungai penuh agi bugelapadong imbo lulong, urang bapundokkan Pundok Tinggi orang bakuto Kuto Pandan, mandangkan Kuto Limau Manih. Pucuk Jambi tipu Palembang, pelit ladeh palito Kubang, Tinggi langgak Urangkkuto Payang, gedong unggoh Belui, Tebat Ijuk, Koto Majidin, Sombong Semurup, Takbu Sulak, Pucuk baso Pendung Kumantan.
Mano Mandapo yang Selapan?
Tigo dile empat tanah rawang,
Tigo dimudik empat tanah rawang.
Mano Mandapo yang Tigo Dile itu?
Paratamo disaliman,
Kaduo di tanah riang,
Katigo dipanawa.
La empat ditanah rawang depati punggung sepenuh bumi, orang manaruh mandapo balun. Mano mandapo tigo dimudik?
Satu disemurup,
Duo dikemantan,
Tigo di depati tujuh
La empat ditanah rawang , depati mudo tacuguk kening tarawang lidah, ado pasko tinggan disitu batumbak belang bajangguk jenggi, bajumbak meh bajamun pirak, orang manaruh mandapo tap:
Mano lah uteh dinge bateh urang sungai penuh, dinge anak urang tanah kampung, kudateh batu basiding, kubawah bukit kemun, taginsi tanah kampung kecik teruh kupado seri abu lapeh kumaro air hitam, bateguntalang manio lantak meh bajaja tigo.
Sapu dinge nunggu biden belah dair belah ilir, gela depati yang baula tungun lik pane bajaja tigo.
Sapu dinge nunggu biden belah mudik gela pamangku suko rami.
Sapu dinge nunggu biden sebelah tengah bela ile, gela datuk marajo hitam, tunggun tanah kampong dusun yang empat.
Sapu dinge nunggu biden be;lah mudik, depati senggo rapi, anak urang sungai penuh pegaai ajo pegawai jenang.
Apu dinge nunggu bideng belah dahat belah ile kabingin sati, sapu dinge nunggu mudik depati payung mana Raja duo, anak urang pondok tinggi.
Sapu dinge nunggu bideng belah mudik? Gela Datuk Marajo Hitam, anak Urang Sungai Liuk menaruhkan arah sembilan bidang, menaruhkan tebat gedang sembilan panggung, menaruhkan pelak sembilan jumbo, menaruhkan kulapo sembilan batang, kalundio mudik kutanah Sulak Ala Pandak Ala Panjang, mano dikato ala pandak? Iyo didahet Sulak Gedang, urang bakuto Kuto Jering, mano dikato Ala Panjang? Iyo didahet Sulak Kecik, Urang Bakuto Kuto Jeli.
Manolah uteh dinge bateh kito Tigo Luhah Pamuncak Tanah Mandapo Semurup dengan Mandapo Tanah Rawang?
Kudateh bukit kepak, kubawah tempatmngabi aceh, atiyo bayo teruh kumaro sekungkung mati, lepeh kumaru sungai dereh, teruh kebalai beratap ijuk dikoto tuo, mendaki bukit sepunjung teruh ke karamanio ta tepat ke gunung bujang, jalan teruh betung belarik terjun kearun dalam, teruh ke telun berasap, lepeh ke lubuk buih baratemu Rio Mungempai, rio mengundan duduk bajuntai diateh aka, Gela Panglimo Sirah Mato, itu tunggu ulu Sungai Tabir.
Kalu sehinggo itu kiun ingatklan dio nian, kalu sahinggo itu kumahin ingatkan kito tigo lurahnpamuncak tanah Mandapo Semurup.
Tasiku gunung gurapi teruh ke gunung tirai embun lepeh ke bukit amparan kain, teruh ke gungung kuduk jawi, lepeh ke batu sikai kambing, bara tamu rian batuah rajo bungsu, bajumbak putih bajanggut merah batulong abang, diam dibekuk sungai pagu, kalu sahinggo itu kiun ingatkan dio nian, kalu sahinggo itu kumahin ingatkan kito Tigo Luhah Pamuncak Tanah Mandapo Semurup.
Terjun alu parindu teruh ke bukit linkung badegunkke gunung bungkuk, kalu sahinggo itu kiun ingatkan urang pasimpan di koto enau, kalu sahinggo itu kumahin ingatkan kito Tigo Luhah Pamuncak Tanah Mundapo Semurup.
Terjun ke muaro telang nak munjalong sungai linguh, tarantak ke sako kecik, baratamu dinge datuk Menda Mentin Limo Puluh.
Tatakalo maso agi dulu, cabikkan sirih temihkan pinang, ado buet dinge janji sadu budama kupalo tupai, sadu ba ungko bakua itulah pegang dio nian.
Manolah pegong kito Tigo Luhah Pamuncak Tanah Mandapo Semurup;
Sadu nangrunyam kayu ksigi, satu bakayu kayu kemenyan sadu bukarau abang pipi, sadu babungo bungo rampai, bungo satundun sebelah hari[1] itulah pegang kito tigoluhah pamuncak tanah mandapo semurup.
Sapu dinge nunggu biden sebelah dair belah dile, gela depati kuning kudrat, depati ngalih bapayung alam palito main ilang dilaman, sapu dinge nunggu bien belah dimudik, Gela Depati Semurup Sirah Mato, Depati Semurup anggonalo, Depati Semurup Tanah Napuro, Depati Semurup Kara Satio, Depati Semurup Ijung Karti.
Sapu dinge nunggu biden belah tengah belah ile,Ngela Bujang Pariong Putih balam lapa anak urang Rawang Koto Baru.
Sapu dinge nunggu biden belah mudik? Gela Depati Pajinak Tap
Sapu dinge nunggu biden belah dahat belah ile, Gela Ijung Pajinak Putih, bara tumbuk sari Jung Panjang, orang duduk dipintu gedang, orang bajuntai dipintu kecik, kudarat babungo kayu kulembak babungo air, belah ile Sari Jung Panjang, bela mudik Bensu Dirajo, belah tengah tempat yadun kedarat ketap baleguh, teruh ke guguk batungku tigo, lepeh ketebat di lupak mendaki batang cimeteh, teruh kebukit sarong imau ta tepat gunung maninjau jalan teruh ke air nyuhuk.
Ke lembak tanah mungguk malintang lisut ampo pedang baperit, aru dalam pungala timawak bulebuk tudung ngapuk, lubuk sakijong tudung anyut teruh ke marop sungai mancur, mendaki ke koto ubi, jalan teruh ke padang talang tatepat ke gunung bujang.
Semurup kotak yang enam ditunggu Depati Batigo Urang Pamangku Yang Baduo Ninik Mamak Paramenti Yang Selapan.
Mano dikato kotak yang enam?
Paratamo dikoto tengah, kaduo dikoto mudik, katigo dikoto dair, kaempat di kot datuk, kalimo di koto cayo, kaenam di koto duar
Mano Depati Batigo Urang?
Paratamo Depati Mudo, Kaduo Depati Kupalo Sembah, Katigo Depati Rajo Simpan Bumi.
Mano pamangku yang baduo?
Paratamo Pamangku Rajo Tuo,
Kaduo Pamangku Kepalo Rajo Dinge balik ke muara semerah.
Mano dikato ninik mamak paramaenti yang selapan?
Paratamo, Ijung Pati Jadi Tuo,
Kaduo Ijung Tuo,
Katigo Ijung Panjang,
kaempat, Ijung Mamat,
kalimo Ijung Manalo,
kaenam Ijung Kecik,
katujuh Ijung Pajinak,
kalapan Ijung Karti.
Satu Depati Mudo apu kagedong dio?
Megang kerat kudungbgabung tanah pancung sulor rendam sati, pancang areh random kudalam tebu panjang kuladi besi, apolah pangket umah gedang dio disitu tataruh pisau kulam yang sabilah, disitu tataruh tembo utan tembu tanah, disitu tataruh iku kain kepalo kain[2].
Kaduo Depati Kepalo Sembah apo ka gedang
Dio disitu tataruh kapokat yang gedang disitu tataruh ambung yang liba, apo pangket umah gedang dio namonyo rek warnanyo intan kum Gumalo Bumi Rajo.
Katigo Depati Rajo Simpan Bumi,
Apu ka gedong dio dio megangkan lantak idak guyah megang, kait yang idak sekah, megangkan tali idak putuh, apu pangket uma gedang dio disitu tataruh kungkung padi yang gedang, disitu tataruh tanduk kerbau yang sabuah disitu tataruh cermin yang amat terang disitu tataruh terapong yang amat teruh, menerupong anak buah anak kemenakan.
Depati Mudo duo dukung empat anak, mano dikato dukung yang duo?
Paratamo: sutan depati tuo
Kaduo: sutan depati kepalo rajo
Mano dikato anak yang empat?
Paratamo: datuk kayu hitam
Kaduo: datuk dewo nyato
Katigo: datuk mentin ilang dilaman
Kaempat: datuk panghulu dinge balik ke Sulak Mukai Ilir
Ado dih mulayu ngato:
Budering munutuh sigai, lambio dipanjat jangan , bia tatilin bumi bumi pasimpai karasatio di asak jangan.
Duo dih Mulayu ngato:
Kerat dikerat batang karton, sudah dikerat panjang tujuh, kudarat kumingan kabau, nak muniti benda limo puluh
Sudah dipakai tiap-tiap luak sudah dipakai tiap-tiap larik lain lubuk lain ikan lain padang lain belalang, lain manusio lain adatkan
Tatkalo maso agi dulu: lubuk idak ka kuhong ikan antau diak kakuhong tambun, nagari idak kakuhong adat, gayung idak kakuhong sambut.
Ado dih mulayu ngato,
Rangkam sikumbang jati ketik idak pulang bakudo, patah tumbuh ilang baganti, namun adat, adat pasko sebagaimano simulo.
Duo dih mulayu ngato
Orangmmalukismdibangkamhulumkurangmsebenangmdiperkiarakanmsudahmdilukisssemenjamdulumtinggalmmengikutmkitomkemudian
Tigo dih mulayu ngato:
Bia kanti mungali tebat, kito mungali ubi jugo, bia batin hujan lebat, kito menepat janji jugo. Duo dih mulayu ngato: urang mulikis dibangka ulu, tarikkan benang dipakayan, sudah dilukis sejak dulu tinggen mungikut kito kemudian.
Undang-undang itu empat parakaro:
Paratamo: undang-undang luak
Kaduo: undang undang nagari
Katigo: undng-undang orang dalam nagari
Kaempat: undang-undangyang duo puluh
Mano dikato undang luak?
Malinggang idak tarapapeh, tegaknyu luak tara sundak, yaitu rajo Paramato Alam Bara Perang
Duonundang-undang nagari:
Paratamo ado pari tarantang
Kaduo ado lebuh tapian
Katigo ado balai
Kaempat ado masjid
Kalimo cukup keadan didalam nagari itu barunyu sah nagari itu.
Panghulu jiwa nagari, ulu baling tabing nagari, alim ulama suluh yang amat terang air yang amat jernih, didalom nagari itu barunyo nagari, ado pasak serto kancing, ado ulu serto luak anak kemenakan kembang biak dialom negri, baru nyusah nagari itu.
Ado bareh serto padi, ado meh serto perak, ado kerbau serto jawi, ado kambing serto ayam, kerbau dan jawi liuk dipadang, kambing dan ayam ketu dilaman burung petuh lindung dilangit didalom nagari itu, barunyu sah nagari.
Ramai tapian dek urang mudo, iluk nagari dek urang tuo panunggu dusun, kalu dio idut tempat bauik, kalu dio mati tempat basumpah, junjung hidup tahan panjat junjung bah tahan titi, ayam bakukuk ahi siang, barunyu sah nagari itu.
Katigo undang undang dalom nagari,salah pauk memberi pampeh, salah bunuh memberi bangun, nak bubini isi adat isipsko, nak lahi tuang lamago, ado dih mulayu ngato, kudarat sandang lah kembut, kembut berisi dinge letuk, kampin burisi dengan serai, sakupo didlam padi, kalu ado m,aratabat undang undang, nyungkut cubo tatin cubo kirai, cubo terai, kalu tatin kalu takirai, kalu taterai, mano sureh taliti nunjuk, kalu ado sureh taliti nunjuk, imbau perbukalo mak kami baya.
Ka empat undang undang yang duo puluh, undang undang yang duo puluh terbagi ateh duo bahagiannyo, paratmo undang undang yang selapan, duo undang undang yang duo beleh, undang undang yang duo beleh tabagi ateh duo bagian enam dahulu enam kamudian.
Mano undang undang enam dahulu yaitu mambaokan jalan tuduh, tuduh tuah uhang kamalin, tampo-ampo uhang ku ilong, sebab antin jatuh enggang terbang, sebab gurun layu gajah nempuh, lawennyu itu enam pulo, paratamo bajalan basa-basah, duo bajalan barageh rageh, tigo dibao pikat,empat dibao langau, limo keno isik keno yang, enam ado urang mao barita.
Mano undang-undang enam kamudian yaitu membaokkan jalan cimo, datang seorang saruncingntanduk, si bengkeh kuning, cenderung mato urang banyak, nyujung nyu idak, ngepit nyu idak dusanak, bukan saudara, bukan nyu itu ado nempuh situ, urang itu kehilangan, harusnyo itu keno tuduh, menurut adat yang biaso.
Taburu nyo idak talelaknyu idak, tasubok nyu idak, tasambang nyu idak, takabek nyu idak, ta ikek nyu idak, taregap nyu idak.
Harusnyu keno hukum menurut undang undang yang biaso, lawennyu itu enam pulo, paratamo urang malin mati tarateh, kaduo musongnyo dapat ngunggun dapat, tigo takurung mati, empat ta tando dio barautang, limo tabayang kalambu Allah, ka enam tatando dio tabiti.
Mano undang undang yang selapan, empat didarat diair, mano undangundang empat didarat, paratamo remban batakuk, kaduo pua manyarungkuk, katigo lalang manyarumut, kaempat, sepah malambun,
Masuk undang undang samun empat parakaro, paratamo samun sadundum duman, duo samun samantin duman, katigo samun labujang duman, kaempat samun sigajah duman.
Manolah lah tumbuh samun sadundum duman, yaitu didalom nagari yamng gedang, antaro jalan pandak dinge jalan panajng, antaro simpang dinge simpang, kalu sadundum tepuk dinge pegeh, kalu agayo ya dinge buih, kalu sakato tuo dinge mudo, kalu sabunyi bujang dinge gadih, tuo sianu lah mati anjing.
Manolah tumbuhsamun samnatin duman: antaro taratak lah dinge kuto, antaro kot dinge dusun, antaro dinge nageri, antaro nagari dinge pelak, antaro pelak dinge pancalo, antaro pancalo dinge banja, antaro banja dinge pungguk, kalu tsuo umput dinge lundung, darah tapancang lagau ngerenggang tuolah samun samantin duman.
Manolah tumbuh samun sabujang duman: antaro sesepa dinge baluka, antaro matang pandak dinge matang panjang, , antaro rimbo dinge lurah, antaro lurah dinge bukit, antaro bukit dinge padun, aklu tasuo darah tapancang, langau marenggang, bangkai tasulik tuo samun sabujang duman.
Tapi Kalu ado kuju budarah, pedang badarah, lek mulek air de pamuluh, la ketu kato dek mupakat, la huntung salak anjing ke lurak, kato sudah bacaro abih, ayam bakukuk ahi siang, la idak dapat batindak agi.
Manolah tumbuh sigajah duman, tapak saluluh rimbo balaun, padang sarentak abai,  paku ijung ajo batu badamai, disitulah tanah lebih bubagik, disitu urang mauk idak mampeh, disitu urang munuh idak mangun, jikalau pauk baleh dinge pauk, jikalu tikam baleh dinge tikam, jikalubunuh baleh dinge bunuh, sapu dinge jantan ambik baleh, sapu butino lahi situ.
            Masuk ibu samundup parakaro:
Paratamo dengki
Kaduo nayai
            Mano undangundang empat diair?
Paratamo bajamban bajambun aro
Kaduo tapian bapago baso
Katigo padang bapaga malu
Kaempat tebing badingkek dinge undang undang
Lawennyu itu empat pulo:
Paratamo lapang sipengileh
Kaduo laying-layang manyapu buih
Katigo beruk gedang dipaninjau
Kaempat mujuk mangemba batang
            Lawen itu empat pulo
Empat itu tinggan diluar nagari, empat itu jatuh masuk nagari
Mano empat tinggan luar nagari
Paratamo sujek mulipi air
Kaduo gunjing diluar kato
Katigo sesut
Kaempat fitnah
Mano dinge empat jatuh masuk nagari
Paratmo parit babinteng dinge pasko
Kaduo laman basapu adat
Katigo rumah gedang basendi batu
Kaempat adat basendi haluan
Mendun balukis dinge lamago ampa balampit dinge pasko, belah tengah tiang panjang, yang sebatang kudateh paying kembang sekaki, karasatio dengan semangkuk, kubawah lapik buntak, paradun meh ampa balampit dinge pasko
Ado dih mulayu ngato: bia tujuh kali murangkap pesap, peasap tangkap bawah mansiro, tujuh kali bumi takirap jangan diasak karasatio. La mban sikandang pampeh, la ti ampa sikandung bangun, mencecak masuk, mangkarung masuk, la ilang luko bupampeh, la ilang mati bu bangun, ilang kurik terendam belang, kecut kan paying rungkek mangkuto, kikihkan celak, anyutkan pagam kabarkan kubur ninik moyang.
Ado dih mulayu ngato:
Buruk pikau trbang kulangit, tibo dilangit bacarito hilang pisau timbul punyait, hilang tuah cilako tibo.
Duo dih mulayu ngato:
Menyumpit buranak timak, sekupang didalom padiburung disumpit keno semah, ikan ditubo burung mati.
            Tigo dih mulayu ngato:
Teluk kati tupang manupang, tatupang bawah mansiro, beruk babini simpai barutang, kero tarendam karumah rajo.
Pasal itu umpamo pintu, bab itu umpamo jalan, kalu bujalna menuju lurus, kalu bukato manuju bena, kalu manebang manuju bangka, kalu malanting manuju tampuk, kalu manembak manuju alamat.
Ado dih ulayu ngato: kalu gajah tagosang during patah gading yang batuah, kalu harimau tagosong lompat hilang belang dinge nyato, kalu tapijak diarang hitam tapak, tapalit dikapu putih tunjuk, kalu tibo dipapan jangan burentak, kalu tibo diduri jangan sanginjek, kalu tibo diperut jangan dikempih, kalu tibo dimato jangan dipicingkan, kalu bukato jangan mungulung lidah, kalu bajalan jangan murenjen kaki, salah kato adat batal kato serak, idak betul kato ico pakai.
Masuk undang besi empat parakaro: paratamokalu patah dititut, kaduo kalu buruk di silih, katigo kalu hilang diganti, kaempat kalu sumbuing ditimpe
Ado dih mulayu ngato: dimano temilang dicacak disitu telemen tumbuh, mano bumi dianyah, disitu langit dijunjung, mano nagari ditunggu disitu adat dihuni.
Apo kato adat yang empat balik ke alam kerinci: kalu sesat surut, kalu tilangkah kembali, kalu kufur taubat, kalu gawa menyembah, kalu titin tipasang dititi, kalu jalan dirambah diturut, kalu baju dijahit dipakai, kalu ditanam tumbuh, kalu diidut biak, kalu kesat disepeleh, kalu bungkuk ditarah, kalu tarayat diabisi,
Ado dih mulayu ngato: bungo canano kembang sitangkai, kembang maju kemuko, kalu pandai muniti aka, sampai, layu dipuncaknyo, basabung kilat cermin ke muko, kalu idak pandai muniti aka mayeribu ke usuknyo, basilang tunjuk ke bibir, agi arang agi batimpo, agi suluh agi bajalan.
Cedik itu empat parakaro:
paratamo cedik ubi,
kaduo cedik kacang,
katigo cedik uso,
kaempat cedik kangkung
Lawennyu itu empat pulo: paratamao cedik kucing, kaduo cedik minteh, katigo cedik peltutu, ka empat cedik ngaih ke punggung ke hadapan
Lawennyu itu empat pulo paratamo bidik kaduo gedik katigo bisik ka empat sidik.
Ado dih mulayungato:
Kalu utan la panjang amat ingat dililit purun buluh, kalu akal la panjang amat ingat dililit batang tubuh.
Duo dih mulayu ngato: nak mudik kutalang terok, banyak sinawan ditempat ninek kalu cedik mulampu pucuk kepalo banyak tajuan harto ninek.
Tigo dih mulayu ngato: jangan jangan budalom lubuk bagedong ikan, antau tasintuh bereh tabayak, aym jugo dinge kenyang makan.
Ingatkan kato yang duo, wajah yang empat, mano tu yagn duo , 1 betul dalam adat 2 betul didalm serak
Mano dikato wajah yang empat 1. rek 2, padek 3 batunggun 4, idak bakucak,
Ado dih mulayu ngato jangan jangan baumo dilereng bukit padi murembang sahinggo pinggang, jangan jangan saumpamo burung pipit mano hinggap digempa uhang.
Ado dih mulayu ngato: kalu ile sirentak satangkalu mudik serengkuh dayung, kau terbang bakawan kalu hinggap bapulun.
Jalak lang jalak gumalng, ayam kulabu panjang tali, nyu mengeram sudah tuai nyu bakutik diluar sangkak, nyu batelu sabiji idak, nyu mangemban bakulun ka patuk, nyu malepu sami ngaok, lun disabung nyu lah kalah lum disiram nyu la keno.
Ado dih mulayu ngato
Jangan jangan takilang tebu barueh rusak gulo kalu tasgu dienau tuo balatak uyung dimato kalu ta embu salung babuku penuh abu masuk mato, mirah muko padat dado itu tandu hang kabi seko
Tatkalo masi agi dulu tuen angku bakudo irang rajo mudo bakudo  orang diateh bukit paninjau laut lik bali baratap ijuk taklao motong kerbau sitengah duo tanduk didaging di makan krasio disumpahkan lak mulek air dipamuluh lak getu kato dimupakat kato taserah kan urang surang, hukumjatuh patinah dibaco dua ditampung ado buet dinge janji.
Mano pegang kito Tigo Luhah pamuncak tanah mundapo semurup: megang kan gunung yang mamuncak, megangkan paruh yang amat teduh, megangkan padang yang amat ujo, megankan renah yang amt lueh, manolah pegang yang batuah, memegangkan laut yang balebuh, megangkan ombak yang tigo lidi, sehinggo guo kalam sabelah, sehinggo serentak air hitam, sehinggo sekilan air bangi, sehinggo patio daman kiun, sahinggo sapisau la pisau anyut, sehinggo au tembun nagari, sehingga kubu serendam dewi lepeh ketanjung pulau kersik.
Kalu terjun anak buah depati 4 dengan lapan lai kain, ke laut yang belebuh, ke umbak yang tigo lidi, kalu karam mintak diselam, kalau tatimbun mintak digali, kalunyu ka gunung mintak disigai, kalu ka langit mintak diasap, kalunyu naik anak buah yang batuah kea lam kerinci ini, kalunyu anyut mintak dipinteh, kalunyu jatuh mintak disambut, kalunyu bah mintak dibangkit, kalunyu cundung mintak ditungkat, kalunyu luko mintak dipampeh, kalunyu mati mintak dibangun, kalu nak bubini isi adat sis pasko, nak lari tuang lamago, itulah buat dinge janji, tatkalo masi agi dulu, bekudi dalam karasatio, hak milik ico pakai.
Mano dikato hak yaitu anak dari pado kito, ado sih mulayu ngato: tinggi tinggi kalapo meh, nyu babauah sami babungo, bia sapeti munahuh meh idak untuk anak cucu apo gunonyo.
Mano dikatokan harto, yaitu barang barang kito cukup lengkap sagalonyo.
Mano dikato milik yaitu:
1.      Dapat dari tamilong besi
2.      Dapat dari tamilong meh
3.      Dapat dari tamilong pirak
Mano dikato dari tamilong besi?
Tanjung tinggi ditumbak, dinge dalam ditimbun, piring dilepah pematang dikencang.
Mano dikato ico, yaitu lihat golongan urang dulu, cencang letih ninek moyang kito di ico samo di ico samo dipakai.
Manodikatokan pakai, yaitu harto depatan, tasuo diumah umah ditunggu, tasuo dilabo labo diterimo, tasuo diutang utang dibaya, tasuo diternak ternak dipelaro.
Kalu kudateh tunjukkan ini aku mengentik kato yang baundang, kalu kakanan aku mengiri kato yang taliti, kalu tabilok kakiri tabilok menjadi ukir, kalu maju kamuko tabentang munjadi barih, aku tegak dalam yang baundang, aku mahat dalam yang ba sifat, barunyu bena menurut adat barunyu sah menurup serak, barunyu betul menurut ico pakai.
Kayu sejarah disumatera, tumbuh dilawong para matullah, nyu bapucuk ka undang, nyu babatng pasko, nyu babatang ke lamago tunggal larak lamago dibumi, apo katonyo, undang undang bap[ucuk bulat, nyu badanan kataliti, nyu baranting ka semat, yang duo puluh, nyu badaun kato ba dawan.
Adopun dawah sabilit alam, adopun jawab sadindin alam, kalu jatuh daun ka langit, yang sangat tinggi menjadi sureh tabung pasumpa di awing awing.
Kalu jatuh daun ke gunung yang mamuncak, menjadi undang undagn yang bapucuk bulat.
Kalu jatuh ke daun ke laut yang sangat luas, munajdi taliti barajilo panjang
Kalu jatuh daun kalurah yang amat dalam, menjadi lantak yangidak guyah, munjadi tali yang diak putuh, munjadi kait yang idak sekah, munjadi cermin yang amat terang, menjadi teropong yang amat teruh.
Kalu jatuh daun ke padang yang amat ujo, munjadi lantak, lantak pasko, tailo tali batuah, lantak ditukun matang dikencang, piring dilepah, tanjung tinggi ditumbak, dinge dalam ditimbun, nyu munjadi harto milik, tetapi kalu padi sudah dimakan usong ditaruh menurut giler menggiler sejak dahulu sampai sekarang, nyu munjadi harto pasko, pasko kubatang tuo lamago baurek jati.
Adopun duduk idak pamalu, adopun duduk serak idak babaso, adopun duduk batang pasko idak mumandang, adopunduduk yang ba undang idak paragu.
Kato itu 4 parakaro:
1.                  kato ajo kato malipan
2.                  kato depati kato memeti
3.                  kato penghulu kato manyusun
4.                  kato inik mamak kato munyelesai
Lawenyu itu empat pulo
1.      Kato ulu baling kato mundareh
2.      Kato urang banyak kato memecah
3.      Kato perempuan kato merendah
4.      Kato taganai kato menyelesai
Utong kato samo dijawab, utong meh smo ditindih, Ado dih mulayu ngato:
kudarat kuap meleguh, mundaki batang rapudin kerat dikerat batang sakai, dinge berat samo dipkul dinge ringan samo dijinjing, baru nagari akan selesai, tatumbuk biduk dikelokkantatumbuk kato dipikiri ado sih mulayu ngato:
Baramulo ulu piker itu palito hati, ulu tenang adil bicaro, gedong hati laut ilmu, gedong akal laut piker, lubuk dalam dendam pasko, lubuk budi tapian baso, lubuk meh pasasunan kawan.
Mano ibu undang yang selapan?
1.      Sumabng
2.      Salah
3.      Tikam
4.      Bunuh
5.      Curi malin
6.      Upeh racun
7.      Ubuk pukau
8.      Siur bakar
1.      Sumbang Sumbang
            Lawennyu itu antam terjang, adodih mulayu ngato, bukebun buladong bayam, burakit ile semurup, kalu trjun samo terjang palang basakit manginto suhut, kami duduk dirumah tangu kami, akmi duduk dinge anak bini kami, kami duduk dinge busenang hati, kami duduk duduk dinge pempak, kalu kami tegak tegak dinge gawe, barutang idak piutan gidak, kalu ado samo kami makan, kalu idak nyado samo kami dicari, sekarang datang sianu itu melakukan degah dengan degun, mengerik mengencang lengan, mumaki samo mungambun, mengecis sami munganjing, mungutuk sami mungitan, mungendek samo mungampang, apokah slah apo idak salah, apokah lahong apoakh idak lahong, kalu idak burisi salah, disini meh mintak ditindih, disini meh minmtak batindih, kalu idak barisi lahong sebab si anu muncabut sanjato tajam, pedang talanjang, serto membesarkan mato, idak jugo berisi lahong.
            Cubo batin cubo kursi cubo terai kalu tatin, kalu takirai, kalui taterai, idak jugo burisi lahonmg, disini meh kito batindih, bio nan batampih, salah nak baliek bena nak bajingok, tetapi menelumpat, menelumpu menye lumpat, mnyelumpo dahan baru nyu bena menurut adat, barunyusah menurut serak baru betul menurut ico pakai.
2.      Salah-salah
            Lawennyo itu ilo unjun, ado dih mulayu ngato jangen jangen cabuh duipakai adildibuang, sio sio utang tumbuh, kurang asin nagari lah, kalulelok kumalin, kalu lupo katinggen, kalu taluci tinggan, kalu tapijak luluh, kalu tamakan abih
Sudah lah untung kayu ini jarum jarum tacempung kudalom laut, meh sacincin pulang mandi tebu satuntum rum gajah, meh itu balik kupado asal untung meh balik ke tanjung, idak dapat dicinto lagi
ado dih mulayu ngato arang abih besi binasa orang dinge muput payah bae
3. Tikam Tikam
            Lawennyu malin budi ado dih mulayu ngato jangan jangan ke teluk menyusut antau kubawah mumecah timbo nak ngusut antau. Nak ngaru lubuk. Taraso sedik mamuang kawan, tasafepuk ma muang lemak, taraso tinggi nak menyelimpo, taraso gdang nak manindih.
Ado dih mulayu ngato:
Anak kampong meli kulapo orang munebat dalam jerami pecah kampung besut gua sebab pekaro ini.
Duo dih mulayu ngato: padi pulut masak sirangkai padi nak urang indar puro, dengan kusut idak selesai ujung pangkan idak basuo.
Tigo dih mulayu ngato: iluk pabrik uran gmaru sakai air mencuruh di indra puro cedik perit jangan dipakai, awak dimakan karasatio, almo hidup badana sansaro isuk jadi unggun api narako.
Empat dih mulayu ngato: gungun hiang gunung cipako air hitam cucur tamansi padi tikam dinge kato iluk ditikam dinge besi Limo dih mulayu ngato: sungi penuh munanam timun ngandun mungilam ke pondok tinggi, tikam seribu idak munuh tikam seliang idak mumao mati.
3.      Bunuh Bunuh
            Lawennyu itu menyurukkan budi, ado dih mulayu ngato jangan jangan biduk buruk manyuen diri, jangan ngayut kan batang nge batang pinggang
jangan munyagku buah dile, jangan munyambut beliung jatuh, jagn mengenggu pedang jatuh uwe uwe lah keno getah semubut minta hutang jagnan mbuk dipancung pedang dinge hilang, jangan mbuk dijuen meh dinge abih, awak keno luluk kandang kerbau tinggan, awak keno getah kayu aro mati, jangan maken kuwau enggang agi terbang, salah kato adat salah kato serak, idak betul kato ico pakai.
4.      Curi-Curi Malin
            Lawennyu itu kicuh kecin, ado sih mulayu ngato: jagnan munyuwuk kanti kanti selirit, jangan munganjak kanti sajalan, jangan mungintin kain dalam lipatan, semak semak diangkut, imbun imbun ditutuh, sekali ari dalam sekali anjak pulau, sekali ke meh sekali ke bungkan, salah kato adat, salah kato serak, idak betul kato ico pakai.
5.      Upeh Racun Upeh Racun
            Lawennyu itu kecupandan, ado dih mulayu ngato, semabat terbang bakawan, giring giring dalam buku buluh, banyak sahabat jadi lawan kanti salirit menjadi musuh, jangan mungemping bumbun mungunjang labun, jangan mumasang anjau dimendun, awak gedang bulaku kecik, salah kato adat, btal kato serak, idak betul kato ico pakai.
6.      Ubuk pukau ubuk pukau
            Lawennyu itu menyurukkan akal, :ado dih mulayungato, jangan jangan malang jerat, utang perawet bunuh, titin gilir dalam nagari, gung gedang duo sagayo, jagnan mungali kain di belakang, jangan munganjak kato dihadapan, awak gedak bulaku kecik, salah kato adat alah kato serak idak betul kato ico pakai.
7.      Suir bakar siur bakar
            Lawennyu itu mulanggkah kan akal, ado dih mulayu ngato, jangan jangan munyerah sami munghukum, serahdi urang hukumdiawak, ayam buipaju dipegang iku, ayambu ambu kayu dipijak, jagnan murontak dalam meh taletak, jangan muruenggut dalam meh, ulu ulu ditarik ,bentang bentang di ibat, salah kato adat batal kato serak, idak betul kato ico pakai.
            Dulu daulat yang batuah dipaga ruyung, nyu letak balai unjung malintang, panjang nyu 44 muku nyu ngadap sebelah darat yo pun yo waktu itu, tagantung nyu idak baratali, tegak nyu idak baatiang, nyu batiang tereh jelatang nyu basendi ke gading gajah tunggal, yo pun yo waktu itu dinge baliukan daun gando, dinge tali dahkan daun labalng, nyu batabungkan pulunpulun penutup nyo jangan samo samo yo pun yo diwaktu itu, kalu dikutik sebelah barat, guruhnyu sampai sebelah timur,  kalu dikutik sebelah utara, alunyu sampai sebelah selatan, yo pun yodiwaktu itu, bunyi nyu tinggi nyu rendah bunyi nyu nrendah nyu tinggi, bagnkit ringek renyong hatio, bangkit gayu mayang hati, nenga bunyiu tabuh tadi bunyi gentung kudo song berani, disitu diambik tiru tureh den tauladan, sejak dahulu sampai sekarang beku didalam karasatio
            Tatkalo maso agi dulu gayo tigo bumi kiamat, tuen sih datang dari mekah, tuen sureh datang dari madinah, piti sekeping dipatigo
Sebagi jatuh ke benda ruham
Sebgai jatuh ke bendda depan
Sebagi jatuh ke alam kerinci
Sekeping jatuh ke piawang minang kabau
            Dinge jatuh ke alamkerinci nyu menjadi meh sa meh menjadi pakai jadi pedoman depati 4 dengan selapan helai kain
Kalunyu buruk disuci, kalunyu kumuh disesah kalunyu terjun dipunaik disitu diambik contoh den tauladan batakah nai bajenjang turun disitu dianguk idak mati disitu diasak idak layu, disitu direndam idak basah, disitu diampai idak kering, disitu tabakar idak hangus, disitu besi tahan tepo, disitu meh tahan uji, disitu pirak tahan ttintin, disitu kaji tahan simak, disitu adat taha banding, barunyubena menurut adat, barunyu sah menurut serak, barunyu betul menurut ico pakai
            Takalo maso agi dulu, dimenung dulu baru bicaro, digimang dulu baru dilanting, diagak dulu baru diagih, dipikir dulu baru diperbuat, ateh ateh permen tumbuh pasko ateh tumbuh lamago ateh tuang, kalu lamago dinge tuang nyu alah seko dibuat janji, ateh samo mbuk, adopunadet pedoman kepado ico pakai ico paki pedomankepado kabilat adat, akbilat adat bagantung kepado kadudukan adat
            Tatkalo maso gi dulu depati 4 selapan helai kain, dinge anak urang pasa 4 bali, orang itu nak ba padun padan orangMnak ngebak ke samun sakai orang it lah bapadunpadan mai kito ngebahkan samun saki lah bah si samun saki bahlah gedung dipulau cingkuk mati pasa disalido
      Tatkalo Bulando agi budoh cino agi intong padang itu lun bugela padang agi bugela padong la gundi, baru tacacak sarajo yang duo beleh barunyu ramai kota padang, barunyu aman tanah kurinci, tempatpencarian anak urang pasa 4 balai, mano dikato nak urang pasa 4 balai
1.      Tuen Gedang Dipatinipuh
2.      Datuk Mendaro Disungai Terap
3.      DatuknMangkudun diSumanik
4.      Datuk Harmon Disuaso
Orang Itu Nak Bacuran Hukum
Tuen tuen gedang Dipatinipuh barulang dio bacurah hukum:
Empat hukum dio curahkan:
1.      Hukum aka; 2. Hukumnniakal; 3. Hukum ilmu; 4. Hukum jatihat
            Dan katigo datuk mangkudun di sumanik, baru lah dio bacurah hukum: yaitu seperti ayam putih terbang siang hingggap dikayu pangkan dahan kayu itu paraduan buah ny basuluh ke mato hari nyu balanggang mato orang banyak
            Apakah putih apakah hitam, apakah benar apakah salah, apakah salah pakah bena, tilik lurus lurus hukum saadil adil, barunyu bena menurut adat, barunyu sah menurut serak barunyu betul menurut ico paki
Danke empat datuk ormon di suaso, baru dio bacurah hukum, yatiu seperti ayam hitam terabng malam hinggap dikayu ujung dahan kayu itu, idak bubawang nyu butali ka ico pakai nyu basuluh ke terong bulan, terang bintang, apokah hitam apokah putih, apokah putih apokah hitam, apokah salah apokah bena apokah bena apokah salah, tilik lurus lurus pandang bena bena, timbang betul betul hukum seadil adil, mak nyu betul menurt ico pakai mak nyu sah menurut serah mak nyu bena menurut adat
            Mano dikato petatah petitih hukum adat alam kerinci,
yaitu seperti munumbuk dalom lesung tinggi mano malimbak mano disapu, mano taluci munjadi bereh, amno dinge ampo melayang, amno dinge bernih disimpan,
            Partamo seperti munarik ambut dlm tepung, ingatkan ambut jangan putuh pelarokan tepung jangan tibayak, belum jugo sibena hukum
            Dan kedua seperti meniti antin antin dititi idak patah, semut dinge niti idak jatuh, belum jugo sibena hukum,
            Dan ketigo seperti semu man buah aro dimakn idak abih, semut dinge makan idak mati, belum jugo sibena hukum
            Dan keempat, seperti memalu ula dalam beneh, ula dipalu supayo mati, ingatkan beneh jangan bulubang, ingat pumalu jgnan patah, orang dimalu jangan rusak belum jugo sibena hukum
dan kalimo seperti hukum tuen kadi di padang ggenting, kian tau kian batuik, kian pandai kian bulaja, kalu mandi ambik didile, kalu bukatoambik dibawah, kalu makan ambik kudian, belum jugo sibena hukum, adat alam kerinci.
            Dan keenam seperti, hukum padi, kian burisi kian tunduk, kian burenih kin bususun belum jugo sibena hukum,
Dan ketujuh se[perti hukum gandum, kian kian burisi kian busatu, kian bureneh kian patuh, itu dikato hukum sibena adat alam kerinci
Mano cedik untuk jadi pakai:
1.          Sibena cedik pandai;
bakacitak dalam air, pandai bakacimpuh sami mandi
2.          Cedik Cindikio pandai bujalan dalom tanah pandai bukato dalam, air
3.          Cedik Biong Pari;
pandai mengetam kayu tegak, pandai madu sami mejam
4.          Cedik bijaksano;
Pandai busiong sami ngango, pandai munangkap bayang bayang, pandai munerimo kato sudah, disitu sayak sayak yang amat landai, disitu ai yang amat jernih, disitu ikan munangkap puku disitu manusio munangkap kieh, barunyu bena menurut adat barunyu sah menurut serak, barunyu betul ico pakai
Ingat Itu 4 Parakaro
1.      Ingat kepado Allah
2.      Ingat kupado nabi
3.      Ingat kupado ibu bapak
4.      Ingat kupado guru rajo    
            Ingat ingat ateh ateh jangan nak kicuh jangan nak perit kudateh batu ampa, kubawah peddang tajam tengah tengah jarum kumbang, kalu kito kicuh klau kito perit kudateh idak bapucuk, kubawah idak baurek, kito dimakan karasatio
            Pado malam ini sirih kami endam pinang kami endam hancur luluh dinge pungebat, kami tekun kupalo yang satu kami tunahkan jari yang 10 kepado Allah kami minta tubat kupado nabi kami minta safaat, kepado ibu bapak kami minta ampun, kepado guru kami minta maaf.

TAMAT

Empat bagian meh
1.      meh sepaetai yaitu meh anak jantan yaitu meh yang idak tetap
2.      meh sakundi yaitu meh ninik mamak yaitu setengah dari meh sameh
3.      meh sameh yaitu meh depati
4.      meh panuo kato yaitu meh tidak tetap
5.      meh limo kupang yatiu meh serak
Pembagian rambang
1.      sumbing bibir yaitu 4 kayu kain
2.      belang talingo yaitu 4 kayu kain
3.      jumping hidung yiatu 4 kayu kain
4.      pecah mato yaitu 8 kayu kain
Ibu sagalo rambang
Pembagian Bangun
1.      Orang dewasa laki laki 24 kayu kain
2.      Orang dewasa perempuan 48 kayukain
3.      Perempuan hamil 54 kayu kain
4.      Anak kecil lakilaki 12 kayu kain
5.      Anak kecil perempuan 24 kayu kain
6.      Bangun lipan sakit setengah dari yang tertentu
Kata-kata adat
1.      Dirumah in kau peritkan dado bukato kan lengan bubintangkan petih
2.      Idak tahu kandang awal pagar akhir, adat adat palungam serak serak dipaluntam
3.      Meanukan siret dinge buun jengkun dinge paku, silang dinge selisih buruk dinge baik
4.      Busemut busilo pado bunyamuk kupikat hujan petuh hujan kilat terjun siang terjun malam
5.      Manih bagulo lemak busantan
6.      Melompat kandang me ambur pagar yaitu anak bini anak urang ibu salah iku lahong kepalo pantang tasuruk yng basamo tapanjat yang basalengkang yaitu anak tunong uhang

Pintu salah
1.      Mulut salah kato
2.      Mato slah melihat
3.      Telingo salah mendengar
4.      Tangan salah gapai
5.      Kaki salah melangkah
Yang dikatokan arah ajun ilo bentang ialah
1.      Yang mengarah iyolah depati
2.      Yang mengajun iyolah ninik mamak
3.      Yang mengilo iyolah anak jantan
4.      Yang mumentang iyolah anak batino
5.      Kerbau yang dipotong tengah duo ekor, tanduk yang sebelah kanan terletak dirumah nenek besi yaitu di suruh, tanduk sebelah kiri tereletak dirumah ninek suri yaitu dirumah bairah